Menurut The New York Times, surat perintah penangkapan ICC kemungkinan akan dilihat sebagai upaya pengadilan menegur Israel, yang selama beberapa bulan terakhir dikecam dunia internasional atas agresinya di Jalur Gaza, Palestina.
Surat perintah ini juga disebut bisa memengaruhi kebijakan-kebijakan Israel di masa mendatang.
"Ini sangat penting. Jika ICC ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka objektif maka mereka harus menunjukkan pendekatan yang sama kepada Netanyahu seperti halnya terhadap Putin. Putin tidak bisa pergi ke Afrika Selatan karena surat perintah penangkapan," kata pengacara dan profesor hukum pidana di Universitas Istanbul, Muhammed Demirel, seperti dikutip TRT World.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Prabowo Sindir AS Cs di Media Asing sampai Netanyahu Cemas Ditahan ICC |
"Dengan kata lain, keputusan ICC efektif. Apa yang telah dilakukan Israel sejauh ini, seperti kematian warga sipil, berkali-kali lebih banyak daripada yang dilakukan Rusia kepada Ukraina," lanjut dia.
Israel sendiri bukan pihak penandatangan Statuta Roma. Akan tetapi, Palestina menandatangani traktat tersebut pada 2015. Artinya, ICC punya yurisdiksi untuk mengadili masalah-masalah yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Meski berkata demikian, Demirel pada dasarnya menyangsikan posisi ICC dalam konflik Timur Tengah ini. Dia berujar ICC telah berkali-kali menunjukkan standar ganda ketika dihadapkan pada suatu konflik.
"Dalam sejarahnya, ICC tak pernah menghukum negara Barat atau negara yang punya kekuasaan," ucapnya.
Israel merupakan negara yang didukung kuat oleh AS dan negara-negara Barat. Oleh sebab itu, banyak yang meyakini Israel, maupun Netanyahu sendiri, memiliki impunitas terhadap jerat hukum pengadilan internasional.
(blq/rds)