Para pengamat meyakini demo tak akan menjadi perhatian jika tanpa penangkapan.
Selain itu, Universitas Columbia merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk memulai "tepuk tangan" karena konteks politik.
Sebelum aksi, Kongres menggelar rapat dengar pendapat dari sejumlah pemimpin kampus termasuk Universitas Columbia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kampus itu sempat muncul slogan From the river to the sea, Palestine will be free, dan hidup Intifada.
Saat itu, Kongres menuduh Presiden Universitas Columbia Nemat Shafik membiarkan gerakan anti semit di kampus tersebut. Shafik tak membela mahasiswa maupun fakultasnya dan malah balik menyalahkan mereka.
Mahasiswa dan mahasiswi yang marah lalu semakin mengintensifkan demo mereka. Ini memicu kelompok kanan bertindak yang ditanggapi kampus dengan mengundang polisi.
Kembali lagi soal aksi yang meluas, Profesor ilmu politik yang mempelajari gerakan sosial dan politik partai AS di Universitas Johns Hopkins, Daniel Schlozman, menduga tren ini menjalar karena konteks politik partisan di AS alih-alih peristiwa di Gaza.
"Dasar politik adalah menemukan isu-isu yang menyatukan pihak Anda dan memecah belah pihak lain", kata dia.
Perang di Gaza telah menjadi contoh nyata bagi Partai Republik yang berhaluan kanan. Mereka secara luas bersatu mendukung Israel.
Partai Republik menggambarkan universitas sebagai simpatisan teroris yang mengancam nilai-nilai inti Amerika dan eksistensi mereka.
Partai Demokrat sementara itu terpecah mengenai agresi Israel di Gaza.
Jadi bagi anggota parlemen Partai Republik, mengkritik rektor universitas karena gagal melindungi mahasiswa Yahudi dari anti semitisme adalah isu politik yang berguna. Ini berpotensi memperdalam perpecahan di kalangan Demokrat.
Schlozman menilai para politisi Partai Republik akan memandang penangkapan pedemo adalah sebuah pesan tersendiri.
"Lihat, kami menang. Kita bisa memecah belah koalisi lawan kita," kata dia.
Profesor hubungan internasional dari Universitas Georgia, Cas Mudde, punya pendapat serupa.
"Tidak ada keraguan bahwa serangan terhadap universitas-universitas Amerika saat ini merupakan kemenangan politik besar bagi kelompok sayap kanan," kata Mudde, dikutip The Guardian.
Lebih lanjut, dia menerangkan kelompok sayap kanan tidak hanya memobilisasi dan menyatukan basis konservatif, mereka juga memecah belah basis oposisi liberal.
(isa/bac)