Militer Israel menyebut serangan mereka yang menewaskan sebanyak 45 warga Palestina di kamp pengungsi Rafah, Gaza selatan, tidak disengaja.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari, mengatakan serangan tersebut sebetulnya menargetkan kompleks pejabat senior Hamas. Mereka "tak menduga" serangan itu mengakibatkan kebakaran hebat di kamp pengungsian warga sipil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayangnya, setelah serangan tersebut, karena keadaan yang tak terduga, kebakaran terjadi dan merenggut nyawa warga sipil di dekatnya. Terlepas dari upaya kami meminimalisasi korban jiwa, kebakaran yang terjadi tidak terduga dan tidak disengaja," kata Hagari pada Selasa (28/5), seperti dikutip The Times of Israel.
Dalam kesempatan itu, Hagari juga beralasan bahwa serangan IDF menargetkan lokasi tertutup yang jauh dari area kamp pengungsian.
"Tidak ada tenda-tenda di sekitar sana," kata dia.
Saat ini, Hagari mengatakan pihaknya sedang menginvestigasi penyebab kebakaran di lokasi pengungsian tersebut. Dia berspekulasi bahwa kemungkinan ada toko senjata di sebelah kompleks Hamas yang mereka serang.
"Kami sedang menginvestigasi penyebab kebakaran yang merenggut nyawa secara tragis ini. Penyelidikan sedang berlangsung," ujar dia.
"Amunisi kami sendiri tidak bisa menyalakan api sebesar ini. Saya ingin mengulanginya - amunisi kami sendiri tidak bisa menyalakan api sebesar ini," ucapnya.
Pasukan militer Israel meluncurkan serangan udara ke sebuah kamp pengungsian di Rafah, selatan Gaza, pada Minggu (26/5), hingga menewaskan 45 orang dan melukai lebih dari 200 orang lainnya.
Israel mengklaim serangan itu menargetkan kompleks Hamas. Dua pejabat senior Hamas diklaim tewas dalam serangan tersebut.
Kendati begitu, serangan udara itu pada kenyataannya menyebabkan kebakaran hebat pada tenda-tenda warga sipil yang mengungsi. Banyak anak-anak, perempuan, dan orang lanjut usia tewas akibat kebakaran tersebut.
Serangan itu juga menyebabkan warga Palestina yang mengungsi di Rafah harus kembali berpindah tempat karena lokasi mereka mengungsi hancur terkena serangan Israel.
Serangan brutal Israel ke Rafah juga terjadi saat negosiasi gencatan senjata dengan Hamas tak kunjung menemukan kata sepakat.
Hamas menuntut pasukan Israel sepenuhnya "angkat kaki" dari tanah Palestina dan penghentian agresi secara total, sementara Israel bersikeras hanya ingin gencatan senjata sementara demi memusnahkan Hamas.