Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang murka atas serangan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, hingga Korea Utara serang Korea Selatan dengan balon isi tinja menjadi sorotan berita internasional pada Rabu (29/5).
Berikut kilas berita internasional:
Sejumlah video viral di media sosial yang menunjukkan rombongan haji diduga warga negara Indonesia (WNI) terjaring razia polisi Arab Saudi lantaran tak mengantongi visa haji.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video yang diunggah akun Instagram agen travel haji dan umrah @dwinstravel pada Senin (27/5) menampilkan polisi Saudi menahan rombongan jemaah di sebuah hotel di kawasan Mekkah.
Akun tersebut juga mengunggah video lain di mana perekam menarasikan sejumlah bus jemaah tertahan dan tak diizinkan masuk ke Mekkah.
Lihat Juga : |
Amerika Serikat menegaskan serangan Israel ke kamp pengungsi di Rafah Jalur Gaza Palestina tak akan mengubah kebijakan dan dukungan dari Washington ke Tel Aviv, termasuk soal memasok senjata.
Dilansir dari CNN, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan serangan Israel pada Minggu (26/5) bukanlah operasi skala besar sehingga Washington tak perlu mengubah kebijakan apa pun terhadap Israel.
"Tidak ada perubahan kebijakan apapun menyusul serangan [Israel] pada Minggu," kata Kirby pada Selasa (28/5).
"Israel akan menyelidikinya. Kami akan memonitor hasil investigasi tersebut," lanjut dia.
Korea Utara menyerang Korea Selatan dengan mengirim lebih dari 200 balon berisi tinja hingga sampah ke perbatasan.
Kantor berita Korsel, Yonhap, melaporkan ratusan balon yang membawa sampah itu melintasi perbatasan kedua negara dan mendarat di berbagai wilayah Korsel sejak Selasa (28/5) malam.
Menurut Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS), balon-balon itu bahkan mencapai provinsi tenggara Gyeongsang Selatan.
Lihat Juga : |
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk habis-habisan Israel atas serangannya di kamp pengungsi Rafah,yang menewaskan 45 warga sipil.
Saking marahnya, ia menyebut Israel sebagai "negara teroris". Tak cuma itu, Erdogan juga menyumpahi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bernasib sama dengan diktator Nazi Jerman, Adolf Hitler, dan para penjahat perang lainnya.
"Netanyahu dan jaringannya mencoba memperluas cengkeraman kekuasaan dengan membantai orang-orang karena tak mampu mengalahkan Palestina," kata Erdogan dalam seminar di Pusat Konferensi Adnan Menderes, Istanbul, Senin (27/5).
"Netanyahu tak akan bisa menyelamatkan dirinya dari rasa penyesalan seperti [mantan Presiden Yugoslavia Slobodan] Milosevic, [mantan presiden Serbia Bosnia Radovan] Karadzic, dan [diktator Nazi Jerman Adolf] Hitler, yang dia tiru," lanjut Erdogan, seperti dikutip Middle East Monitor.