Pengiriman pasukan perdamaian ke Jalur Gaza, Palestina menjadi perbincangan usai agresi Israel.
Wacana ini terus bergulir saat Indonesia menyatakan siap mengirim personel ke Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengiriman pasukan perdamaian ke wilayah konflik harus melalui kesepakatan dan persetujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, hingga kini tak ada pasukan yang dikerahkan ke Gaza, maupun Ukraina.
Lantas, mengapa PBB tak kunjung menerjunkan pasukan ke Gaza atau Ukraina?
PBB tak memiliki pasukan tetap, sehingga saat mereka ingin mengerahkan personel harus melalui kesepakatan dan disetujui Dewan Keamanan PBB.
Anggota tetap Dewan Keamanan terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China, dan Rusia. Mereka juga punya hak veto yang bisa membatalkan resolusi dan seringkali karena alasan politis.
PBB selama ini bertindak sesuai keinginan negara-negara anggota untuk menyepakati tindakan, menyediakan dana hingga personel untuk misi perdamaian berikutnya.
Direktur Lembaga think tank di Washington DC Stimson Centre, Lisa Sharland, mengatakan mengirim pasukan perdamaian ke wilayah rentan konflik atau tertentu juga bukan hal mudah.
Dia memandang perlu banyak dana dan kesiapan logistik lain.
"Saya pikir ada harapan yang sangat tinggi terhadap PBB. Terkadang ekspektasi itu perlu diukur berdasarkan apa yang bisa dilakukan, dan fakta bahwa banyak hal bergantung pada negara untuk berinvestasi dan mendukungnya," kata Sharland, dikutip Sydney Morning Herald, Minggu (9/6).
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian Jean Pierre Lacroix bahkan mengatakan misi mengerahkan pasukan perdamaian ke Gaza "sangat hipotesis."
Lihat Juga : |
Dia mencatat untuk mewujudkan misi itu perlu beberapa faktor di antaranya kesepakatan gencatan senjata, kesediaan pihak terkait soal pengerahan pasukan perdamaian PBB, dan resolusi untuk bertindak dari Dewan Keamanan.
Bersambung ke halaman berikutnya...