Resolusi itu juga sering menjadi hambatan karena pertarungan negara besar di internal Dewan Keamanan. AS misalnya, mereka adalah sekutu dekat Israel.
AS telah berulang kali memveto resolusi soal Gaza jika dianggap tak sesuai kemauan mereka.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Utamanya, AS akan memveto untuk membela sekutunya [Israel]," kata Profesor keamanan global Charles Hunt.
Terkait perang di Ukraina juga tak kalah rumit. Rusia, yang melancarkan invasi ke negara tetangganya, merupakan anggota tetap Dewan Keamanan.
Pada September 2022, Rusia telah memblokir seruan PBB agar segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik semua pasukan militer" dari wilayah Ukraina.
Hunt juga menggarisbawahi operasi pemeliharaan perdamaian. Menurut dia premis pentingnya yakni perjanjian perdamaian atau gencatan senjata, dan yang diperlukan adalah jaminan keamanan.
"Sehingga pihak-pihak yang bertikai dapat meredakan ketegangan, mundur dan memberikan ruang politik untuk mencapai kesepakatan," ujar Hunt.
Dia lalu melanjutkan, "Perlu ada kemauan untuk mencapai kesepakatan damai di antara para pihak agar penjaga perdamaian bisa menjalankan peran mereka."
PBB sebetulnya pernah menyetujui mengerahkan pasukan perdamaian seperti di Siprus, Lebanon, hingga sejumlah negara di Afrika.
(isa/bac)