Pada 6 Juni, Hizbullah mengklaim telah menembaki sebuah pesawat tempur milik Israel.
Sebuah sumber yang akrab dengan gudang senjata Hizbullah mengatakan itu adalah pertama kalinya Hizbullah menyerang pesawat tempur. Dia menyebut serangan tersebut sebagai tonggak sejarah.
Meski begitu, dia enggan mengidentifikasi senjata apa yang digunakan Hizbullah dalam serangan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menyerang pesawat tempur, Hizbullah juga telah menembak jatuh pesawat tak berawak Israel menggunakan rudal darat-ke-udara.
Insiden pertama terjadi pada 29 Oktober ketika Hizbullah untuk pertama kalinya menyatakan telah menggunakan persenjataan anti-pesawat mereka.
Hizbullah sudah menggunakan rudal semacam itu beberapa kali sejak itu, di mana mereka berhasil menjatuhkan drone Hermes 450 serta Hermes 900 Israel.
Hizbullah pertama kali membuktikan bahwa mereka memiliki rudal anti-kapal pada 2006, ketika mereka menyerang sebuah kapal perang Israel 16 km (10 mil) di lepas pantai. Serangan itu menewaskan empat personel Israel dan merusak kapal tersebut.
Sejak perang 2006, Hizbullah telah memperoleh rudal anti-kapal Yakhont buatan Rusia dengan jangkauan 300 kilometer (186 mil), demikian menurut sumber yang akrab dengan gudang senjatanya.
Namun demikian, Hizbullah belum mengonfirmasi terkait senjata itu.
Hizbullah telah berulang kali meluncurkan drone satu arah yang eksplosif, termasuk dalam beberapa serangan rumit.
Kelompok ini meluncurkan beberapa drone untuk mengalihkan perhatian pertahanan udara Israel, sambil meluncurkan drone bermuatan bom menuju target sasaran.
Baru-baru ini, Hizbullah telah mengumumkan serangan yang menggunakan pesawat tak berawak yang menjatuhkan bom dan kembali ke Lebanon, bukan hanya terbang ke target mereka.
Drone Hizbullah di antaranya yaitu Ayoub dan Mersad, yang dirakit secara lokal, yang menurut para analis murah dan relatif mudah diproduksi.
(blq/bac)