Yehuda Shaul, pendiri organisasi non pemerintah Israel Breaking the Silence yang mengabdi pada tentara Israel dari tahun 2001 hingga 2004, mengatakan kepada Al Jazeera pada November tahun lalu bahwa sikap garis keras Israel yang bertahan hingga saat ini disebabkan oleh fakta bahwa penculikan prajurit merupakan langkah strategis bagi musuh.
Pasalnya, tawanan memberi musuh kekuatan negosiasi dan kemampuan untuk memengaruhi moral nasional dan dukungan publik terhadap suatu konflik. Selain itu, musuh tidak dapat memperoleh informasi strategis jika prajurit terbunuh sebelum ditawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai contoh pada konflik Jalur Gaza saat ini. Kepercayaan publik Israel pada pemerintah merosot tajam karena banyaknya tawanan yang belum kunjung kembali.
Bagi publik, pulangnya para tawanan merupakan aspek prioritas dalam suatu perang, demikian menurut jajak pendapat berbagai lembaga survei Israel.
Asal usul penamaan Hannibal Protocol ini sendiri hingga kini masih diperdebatkan. Beberapa sumber mengatakan nama tersebut diambil dari seorang jenderal Kartago yang memilih meracuni dirinya sendiri alih-alih menjadi tawanan Romawi pada 181 SM. Namun, pejabat militer Israel mengatakan nama tersebut dibuat secara acak oleh komputer.
Hannibal Protocol sempat dihentikan karena adanya kebingungan mengenai seberapa jauh 'izin membunuh' yang diberikan.
Times of Israel pada 2016 melaporkan bahwa Panglima Militer Israel Gadi Eisenkot yang membatalkan misi itu.
"Perintah tersebut memungkinkan prajurit menggunakan kekuatan yang sangat besar untuk mencegah seorang prajurit jatuh ke tangan musuh. Ini termasuk kemungkinan membahayakan nyawa tentara yang dimaksud untuk mencegah penangkapannya," tulis The Times of Israel.
"Beberapa perwira bagaimanapun memahami bahwa berdasarkan perintah tersebut, prajurit diharuskan membunuh dengan sengaja rekan mereka untuk mencegahnya ditawan, bukan diizinkan ketika secara tidak sengaja melukai atau membunuh rekan dalam upaya pencegahan penawanan tersebut," lanjut media tersebut.
Pada 2011, Panglima Militer Benny Gantz sempat mengatakan bahwa Hannibal Protocol tidak mengizinkan pembunuhan tentara Israel dalam rangka mencegah penculikan.
(blq/bac)