Secret Service Dapat Kecaman usai Dinilai Gagal Amankan Trump

CNN Indonesia
Senin, 15 Jul 2024 22:45 WIB
Kapabilitas Secret Service AS dipertanyakan usai 'kecolongan' sehingga eks presiden Donald Trump tertembak kala berpidato di Pennsylvania pada Sabtu (13/7).
Secrer Service langsung menyelamatkan Donald Trump. (AFP/REBECCA DROKE)

Menurut mantan pemimpin Secret Service selama masa pemerintahan Presiden Barack Obama, Jonathan Wackrow, prioritas badan tersebut adalah mengatasi ancaman bahwa seseorang bisa mendapatkan akses ke atap dan berhadapan langsung dengan Trump.

Dia berujar hal-hal tersebut adalah nomor satu yang ditekankan oleh para agen dan bisa diselesaikan dengan menempatkan polisi lokal di atap.

Kendati begitu, dia tak memungkiri bahwa risiko mengandalkan polisi setempat yaitu Secret Service merasa perimeter luar telah diurus. Yang jadi masalah adalah para agen Secret Service tidak melulu menginformasikan dan berkoordinasi dengan polisi lokal mengenai apa yang seharusnya aparat setempat lakukan ketika melihat potensi bahaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika Anda mengandalkan mitra penegak hukum setempat, Anda sebaiknya merencanakan dengan hati-hati dan memberi tahu mereka apa yang Anda harap mereka lakukan mengenai ancaman," katanya, seperti dikutip The Washington Post.

Menurut Sheriff Butler County, Michael T. Slupe, petugas lokal-lah yang melihat pelaku penembakan sebelum insiden berlangsung. Polisi setempat itu tidak bisa menghentikannya sehingga penembakan itu pun terjadi.

Saat itu, polisi kota sudah berusaha naik ke atap untuk memeriksa laporan mengenai adanya orang mencurigakan di atas atap. Namun, saat petugas baru mencengkeram tepi atap, sang pelaku menodongkan pistol ke arahnya sehingga ia tak jadi naik.

Tak lama setelah itu, penembakan pun terjadi.

Mantan agen Secret Service, Paul Eckloff, sementara itu membela badan keamanan tersebut. Eckloff menegaskan ada keseimbangan yang dijalankan Secret Service, yakni melindungi tokoh masyarakat sekaligus memastkan kampanye politik berlangsung tanpa hambatan.

"Penting bagi publik untuk memahami ketika Anda melihat tim anti-penembak jitu mengatasi ancaman tersebut, sampai dia mengidentifikasinya sebagai ancaman, orang yang mencurigakan tersebut hanyalah orang biasa dengan jarak 200 yard yang berada di atas atap," ucapnya kepada ABC News.

"Jika dia memberi kode netral bahwa itu hanyalah warga sipil tak berdosa yang kebetulan mencoba untuk melihat jelas mantan Presiden Trump (dari atas), kami akan melakukan pembicaraan yang sangat berbeda," lanjut dia.

Anggota parlemen AS sejauh ini menyatakan bakal meluncurkan investigasi tentang bagaimana pelaku bisa berhasil menghindari agen Secret Service.

Anggota parlemen di kedua partai meminta Direktur Secret Service Kimberly Cheatle untuk mempertanggungjawabkan keputusan badan itu karena mungkin telah menyerahkan tanggung jawab utama kepada otoritas setempat.

(blq/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER