Penembakan Trump Picu Teori Konspirasi Pilpres AS, Siapa yang Untung?

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jul 2024 11:08 WIB
Sejumlah teori konspirasi muncul soal penembakan Donald Trump, beberapa menilai insiden dibuat-buat hingga dicap langkah untuk menjegal sang eks presiden.
Usai penembakan, Trump melanjutkan kampanye dan mengumumkan resmi mencalonkan diri sebagai capres bersama wakilnya, JD Vance. (AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)

Penembakan Trump Rekayasa?

Beberapa menit setelah penembakan terjadi dan berita tersebar, netizen di media sosial ramai-ramai ikut berkomentar.

Sebagian netizen menganggap penembakan ini sebagai insiden yang direncanakan oleh kubu Trump sendiri, salah satu teori konspirasi yang banyak beredar di media sosial tanpa ada bukti nyata.

Salah satu komentar pengguna X yang viral menyoroti tindakan pertama yang dilakukan Trump usai dirinya sadar telah tertembak meski meleset.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, Trump sempat menunduk di podium setelah sadar kupingnya sebelah kanannya tertembak. Namun, tak lama, Trump kembali berdiri dan dikelilingi sejumlah agen Secret Service yang berupaya membentuk tameng demi melindungi sang eks presiden sambil berupaya mengevakuasinya keluar tempat itu.

Alih-alih panik, Trump masih sempat berbicara di mikrofon podium sambil mengepalkan tangannya ke udara.

"fight, fight, fight," ucap Trump terdengar dari sepiker beberapa detik usai penembakan terjadi kala darah terlihat di kupingnya.

"Minim kepanikan dari para hadirin dan kenapa Trump masih sempat mengangkat kepalan tangannya dan berteriak ke penonton?" bunyi komentar salah satu netizen.

Hastag "staged" atau pura-pura pun langsung trending di platform X tak lama usai penembakan Trump berlangsung.

Menambah keruh suasana, kubu Trump juga menuding penembakan ini dilakukan oleh kubu pendukung Biden dan Partai Demokrat.

Seorang politikus Partai Republik, Steve Scalise, menggiring opini bahwa penembakan Trump seakan dilakukan oleh kubu lawan sang eks presiden.

"Para pemimpin Partai Demokrat telah memicu histeria menggelikan bahwa kemenangan Donald Trump dalam pemilu ini akan menjadi akhir dari demokrasi di Amerika," kata Scalise.

Scalise pernah menjadi target penembakan pada 2017 lalu oleh seorang aktivis sayap kiri.

Trump tarik simpati usai penembakan

Sejumlah analis menilai gambar Trump yang masih sempat mengepalkan tangan ke udara usai ditembak akan menjadi ikon dan simbol dalam pemilu mendatang.

Peneliti senior non-residen di Pusat Studi AS di Universitas Sydney, Benjamin Reilly, memprediksi penembakan akan semakin "menguntungkan" Trump dalam jajak pendapat pemilu. Ia menilai hasil jajak pendapat "akan bergeser sangat kuat mendukung Trump" menyusul penembakan ini.

Sebelum penembakan terjadi, sebagian besar jajak pendapat pemilu AS memperlihatkan tingkat elektabilitas Trump sudah mengungguli Biden, terutama usai debat capres pertama beberapa waktu lalu.

Trump dinilai memenangkan debat pertama setelah performa Biden menurun akibat pernyataannya yang bertele-tele dan faktor usianya yang makin mengkhawatirkan banyak pihak, termasuk dari Partai Demokrat sendiri.

Menurut Reilly, insiden penembakan ini pun semakin memperkuat citra Trump di kalangan publik dan menggambarkan bahwa sang eks presiden merupakan sosok yang kuat melawan petahana dengan kesan heroik.

Selain menguntungkan Trump, Reilly menambahkan penembakan akhir pekan lalu itu memperbesar peluang Partai Demokrat menggantikan Biden sebagai kandidat capres dari kubu mereka.

(rds/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER