Sejauh ini penyelidik hanya menemukan bahwa Crooks memiliki minat dalam coding komputer dan gaming.
Rencana serangan Crooks pada Sabtu sebetulnya bakal lebih fatal jika ia tak segera dilumpuhkan. Pasalnya, penyelidik menemukan bahwa Crooks memiliki remote control detonator di tubuhnya, dan bagasi mobilnya berisi kotak logam bahan peledak yang terkoneksi dengan kabel ke receiver.
Pemuda lulusan Sekolah Menengah Atas Bethel Park ini pun diyakini berniat memicu ledakan jarak jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak jelas bagaimana Crooks merakit alat peledak yang ditemukan di mobilnya. Penyelidik yang menelusuri riwayat pencarian online-nya belum menemukan indikasi bahwa dia meneliti cara membuat bahan peledak buatan sendiri.
Senjata jenis AR yang dipakai untuk menembak Trump pun bukan milik Crooks. Senjata itu dimiliki secara legal oleh ayahnya, Matthew Crooks.
Ayah Crooks memiliki lebih dari 20 senjata api yang disimpan di rumahnya, demikian menurut catatan Polisi Negara Bagian Pennsylvania.
Crooks dan ayahnya terdaftar sebagai anggota Clairton Sportsmen's Club, sebuah klub senjata yang terletak sekitar 25 menit dari rumah mereka. Menurut petugas penegak hukum, mereka sering berlatih menembak bersama-sama di sana.
Informasi ini sudah dikonfirmasi oleh pengacara klub, Rob Bootay, dalam sebuah pernyataan.
Klub ini memiliki sekitar 2.000 anggota. Klub memiliki lapangan tembak sepanjang 200 yard, lebih panjang dari jarak tembak Crooks dan Trump.
(blq/bac)