Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mencoba mengunjungi Palestina di tengah agresi Israel di Jalur Gaza. Namun, dia tak mendapat izin.
Direktur Jenderal Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani mengatakan Retno mencoba beberapa kali mengunjungi Palestina, tetapi selalu dicegat Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan visiting Palestina, itu selalu ada. Sekedar informasi sudah beberapa kali Menteri Luar Negeri Indonesia sudah mencoba tapi selalu tak mendapat izin," kata Kadir saat konferensi pers di gedung Kemlu, Jakarta Pusat, Senin (22/7).
Saat ditemui awak media usai acara, Kadir menyebut pihak yang tak memberi izin adalah Israel.
Israel selama ini menduduki Tepi Barat dan sejumlah wilayah lain di Palestina. Kantor pemerintahan mereka bahkan terletak di Yerusalem.
"Kita tahu bahwa West Bank [Tepi Barat] dan Gaza, West Bank terutama, itu semua masih di bawah pendudukan (Israel)," ujar Kadir.
Siapapun yang ingin memasuki wilayah Tepi Barat dan Yerusalem, lanjut dia, harus mendapat izin dari Israel.
Kadir juga menerangkan Indonesia selama ini tak pernah mengajukan izin ke Israel untuk mengunjungi Palestina.
"Selain tidak mendapat izin, kita juga tidak mau mengajukan permintaan. Itu di situ. Karena, kecuali yang memberikan Palestina sendiri," ujar Kadir.
Namun, Palestina tak memiliki otoritas apapun di wilayah tersebut.
Indonesia dan Israel tak memiliki hubungan diplomatik. RI juga lantang menolak agresi dan pendudukan pasukan Zionis itu di Palestina.
Palestina belakangan ini menjadi perhatian publik usai Israel melancarkan agresi ke Gaza pada Oktober 2023. Imbas operasi ini, lebih dari 38.000 orang meninggal.
(isa/rds)