AS Berdalih Tak Terlibat soal Bos Hamas Tewas Dibom Israel: Tak Tahu

CNN Indonesia
Rabu, 31 Jul 2024 19:41 WIB
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. (REUTERS/Evelyn Hockstein)
Jakarta, CNN Indonesia --

Amerika Serikat mengaku tidak tahu menahu apalagi terlibat serangan rudal ke Teheran, Iran, yang menewaskan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada Rabu (31/7) dini hari.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengaku Gedung Putih "tidak mengetahui atau terlibat" dalam serangan diduga kuat dilakukan oleh Israel, sekutu dekat Washington.

"Ini adalah kejadian yang kami tidak tahu menahu atau terlibat," kata Blinken melalui transkrip wawancara dengan Channel NewsAsia di Singapura yang disebarkan Kemlu AS.

Sementara itu, Israel sampai saat ini belum juga buka suara atau menanggapi tuduhan soal dalang di balik kematian Haniyeh.

Haniyeh, tewas dalam serangan udara di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7) pagi waktu setempat.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun, sebagian besar pihak termasuk Hamas yakin bahwa Israel dalang di balik pembunuhan Haniyeh.

Haniyeh tengah berada di Teheran, Iran, untuk menghadiri pelantikan presiden baru Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Ia menempati salah satu kediaman veteran perang di utara Teheran selama berada di negara tersebut.

Media Iran melaporkan serangan udara menghantam kediaman Haniyeh di Teheran pada pukul 02.00 dini hari waktu setempat.

Menurut laporan media, serangan berasal dari "proyektil berpemandu udara".

Sumber Iran yang mengatakan kepada media Lebanon pro-Hizbullah al Mayadeen menyebut proyektil tersebut ditembakkan dari luar Iran. Meski begitu, otoritas Iran belum mengonfirmasi hal ini.

Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal di Palestina, terutama usai menjabat Perdana Menteri pada 2006 menyusul kemenangan telak Hamas pada pemilu parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.

(rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK