Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menjadi perbincangan dunia usai tewas dalam serangan udara yang diduga dilakukan Israel di Iran pada Rabu (31/7).
Haniyeh tewas di tempat menginapnya di Teheran. Dia berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian di hari sebelumnya.
Hamas menuduh Israel dalang pembunuhan tersebut. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tak mengakui atau mengklaim bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut fakta terkini terkait kematian Haniyeh.
Iran menggelar upacara pemakaman untuk Haniyeh di Teheran.
Pada hari ini, Kamis (1/8), jenazah bos Hamas akan diterbangkan ke Doha, Qatar, demikian dikutip Al Jazeera.
Menurut pernyataan Hamas di Telegram, Haniyeh akan dikebumikan di Doha, pada Jumat (2/8).
Terdapat tiga nama petinggi Hamas yang diprediksi bakal menggantikan Haniyeh.
Mereka yakni matan pemimpin politik Hamas sekaligus pendahulu Haniyeh Khaled Mashal, anggota senior Hamas Mousa Abu Marzouk, dan anggota Dewan Legislatif Palestina yang mewakili Kota Gaza Khalil al-Hayya.
Namun, belakangan nama itu makin kuat mengerucut ke satu pihak.
Sumber-sumber Hamas menyebut Mashal diperkirakan akan dipilih sebagai pemimpin tertinggi untuk mengganti mendiang Haniyeh.
Anak mendiang Haniyeh, Abdul Salam Haniyeh, buka suara soal kematian sang ayah.
Abdul Salam mengatakan pembunuhan Haniyeh tak memadamkan perlawanan Palestina terhadap Israel.
"Kami menegaskan bahwa pembunuhan ini tak akan menghalangi perlawanan, yang akan terus berjuang hingga kebebasan tercapai," kata dia, dikutip Al Jazeera.
Juru bicara senior Hamas Sami Abu Zuhri menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai "eskalasi serius", demikian dikutip Al Jazeera.
Zuhri juga dilaporkan mengatakan Hamas akan melancarkan "perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem."
Jubir senior itu juga menyebut Hamas siap membayar harga berapapun untuk merebut Yerusalem.
Pemimpin tertinggi Ali Khamenei meminta Iran menyerang langsung Israel usai kematian Haniyeh di Teheran.
Tiga pejabat Iran termasuk dua anggota Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC), Khamenei menyampaikan perintah itu dalam rapat darurat Dewan Keamanan Tertinggi Nasional pada Rabu.
Dalam rapat itu, Khamenei mengatakan Israel "menggali kuburannya sendiri" karena membunuh Haniyeh.
Khamenei juga menyebut Iran "berkewajiban membalas" darah pimpinan Hamas.
Iran akan menjalankan tiga hari berkabung nasional usai Haniyeh tewas.
Perdana Menteri Netanyahu meminta Israel siap dengan semua scenario yang harus dihadapi menyusul ancaman balasan setelah kematian Haniyeh.
"Warga Israel, hari-hari yang penuh tantangan akan segera tiba. Sejak serangan di Beirut, ada ancaman yang terdengar dari segala arah," kata dia saat pidato yang disiarkan televisi, dikutip Al Jazeera.
Sebelum menyerang Haniyeh, pasukan Hizbullah menggempur Beirut dan menewaskan komandan senior milisi ini, Mohsen Shukur atau dikenal Fuad Shukr.