Arab Saudi tak melontarkan pernyataan mengecam aksi pembunuhan terhadap Haniyeh.
Namun, Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan mengutuk pembunuhan Haniyeh saat berbicara dengan Penjabat (Pj) Menteri Luar Negeri Iran Ali Bagheri.
"Pangeran Faisal bin Farhan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, juga mengutuk pembunuhan Haniyeh dan tindakan terhadap integritas wilayah Republik Islam Iran oleh rezim Zionis. Ia menilai situasi di kawasan itu kritis dan berbahaya," demikian dikutip laman Kementerian Luar Negeri Iran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan ini, Saudi dan Israel terlibat dalam pembahasan normalisasi kedua negara. Kerajaan menekankan bersedia buka hubungan dengan Negeri Zionis ini asal Palestina merdeka.
UEA juga hanya menyatakan bahwa mereka "memantau dengan cermat perkembangan regional."
UEA menyatakan keprihatinan yang mendalam atas ketegangan yang berkelanjutan di Timur Tengah.
Lebih lanjut, UEA turut menekankan dampak konflik terhadap keamanan dan stabilitas kawasan.
UEA menegaskan pentingnya menahan diri dan menghindari perluasan skala konflik.
Serupa, Bahrain juga memperingatkan potensi konflik yang meningkat di kawasan serta menekankan kerentanan keamanan di Timur Tengah.
Dalam pernyataan resmi, Bahrain meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) dan masyarakat internasional untuk mendukung upaya pencegahan eskalasi lebih lanjut, demikian dikutip Middle East Monitor.
Mesir menyatakan bahwa eskalasi itu menunjukkan kemauan politik yang minim dari Israel untuk de-eskalasi usai pembunuhan Haniyeh.
Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan eskalasi ini, ditambah tidak adanya kemajuan dalam perundingan gencatan senjata Gaza, semakin memperumit situasi.