Menteri Palestina di RI Respons Yahya Sinwar Jadi Ketua Hamas

Palestina buka suara usai Hamas memilih Yahya Sinwar menjadi bos kelompok ini setelah Ismail Haniyeh tewas dalam pembunuhan di Teheran, Iran pada akhir Juli.

Menteri Kehakiman sekaligus penasihat kepresidenan Palestina Mahmoud Al Habbash menyampaikan pandangan dia saat menghadiri konferensi pers bersama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf di Jakarta Pusat, Kamis (8/8).

"Hamas merupakan bagian dari Palestina itu sudah pasti. Sama sepeti faksi lain," kata Al Habbash.

"Mereka memiliki hak untuk memilih siapapun," ia melanjutkan.

Lebih lanjut, Al Habbash menekankan bahwa Hamas bukan representasi rakyat Palestina.

Pemerintahan Palestina yang sah, kata dia, adalah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Negara ini dipimpin Presiden Mahmoud Abbas yang merupakan anggota Fatah.

Fatah dan Hamas sejak 2007 bermusuhan. Mereka baru sepakat rekonsiliasi pada Mei lalu setelah dimediasi China.

Al Habbas berharap perpecahan saat ini di Palestina bisa segera terselesaikan sehingga perjuangan memerdekakan negara ini juga bisa tercapai.

"Kami berharap bahwa perpecahan yang terjadi saat ini akan berakhir dan akan tercapai persatuan," ujar dia.

Pernyataan Al Habbas muncul usai Hamas memilih Yahya Sinwar menjadi pemimpin mereka menggantikan mendiang Haniyeh.

Dalam rilis resmi, Hamas menyebut pemilihan Sinwar menegaskan kembali bahwa tujuan Israel membunuh para pemimpin kelompok ini gagal.

Hamas menuduh Israel merupakan dalang pembunuhan Haniyeh. Kematian eks bos kelompok ini disebut-sebut bakal mempersulit gencatan senjata di Gaza.

Israel melancarkan agresi ke Gaza sejak Oktober 2023. Imbas operasi mereka, lebih dari 39.500 orang meninggal.