Israel Ungkap Posisi Netanyahu saat Drone Hizbullah Menyusup Rumahnya
Militer Israel dibuat kelabakan menyusul drone pengintai milisi Hizbullah dilaporkan menerobos wilayah hingga masuk ke kompleks kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Surat kabar Israel, Israel Hayom, melaporkan pada Minggu (18/8), pesawat nirawak Hizbullah itu terbang di wilayah Caesarea, Israel Utara.
Koran tersebut memaparkan drone yang tak dikenal itu pertama kali terdeteksi oleh system radar kapal rudal Angkatan Laut Israel yang sedang berpatroli di lepas pantai Caesarea.
"Karena peralatan pemantauan lainnya gagal mengonfirmasi keberadaannya [drone]. Angkatan Udara Israel mengerahkan jet tempur ke daerah tersebut," bunyi laporan Israel Hayom dikutip kantor berita Turki, Anadolu Agency.
Israel Hayom memaparkan militer Israel sempat menduga sirene serangan drone mungkin peringatan palsu, mengingat sistem radar terkadang mengalami kesalahan teknis bahkan terhadap kawanan burung yang terbang.
Namun, militer Israel belum sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan peluncuran pesawat nirawak kecil dari Lebanon ini.
Caesarea adalah kota yang berjarak 37 kilometer dari selatan Haifa di pantai Mediterania. Daerah itu menjadi tempat kediaman pribadi Netanyahu berada, sekaligus tempat ia dan keluarganya biasa menghabiskan akhir pekan.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun buka suara soal laporan penyusupan drone asing ini.
Kantor tersebut membantah ada drone Hizbullah yang menyusup masuk dengan mengatakan itu adalah "peringatan palsu".
Kantor PM juga memaparkan Netanyahu dalam kondisi yang aman dan tidak berada di rumahnya di Caesarea saat insiden terjadi.
Insiden ini terjadi kala ketegangan antara Israel dan Hizbullah makin meningkat, terutama sejak Tel Aviv melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza Palestina.
Sejak itu, Hizbullah ikut memerangi Israel demi membela Hamas, milisi sekutunya, dan Palestina dengan menghujadi wilayah perbatasan Israel hingga Tel Aviv dengan roket dan rudal.
Konflik kedua pihak ini kian runcing usai Iran dan para proksinya termasuk Hizbullah bersumpah bakal menyerang Israel setelah pemimpin biro politik Hamas Ismail Haniyeh tewas.
Haniyeh tewas di Teheran, Iran, pada 31 Juli. Iran dan Hamas menuding Israel dalang di balik pembunuhan Haniyeh.
Sehari sebelum pembunuhan Haniyeh, komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr juga tewas dibunuh Israel di Beirut, Lebanon. Israel mengakui membunuh Shukr namun bungkam atas tudingan pembunuhan Haniyeh.
(rds)