Sya'roni juga memandang insiden ini akan menyeret milisi-milisi sekutu Hizbullah ke dalam pusara konflik Hizbullah vs Israel. Kendati begitu, Sya'roni meyakini skala konflik ini tak akan begitu besar. Hizbullah hanya akan sekadar membuat Israel waspada.
"Dari pernyataan pihak Hizbullah mungkin tidak terlalu besar tetapi cukup untuk membuat Israel waspada. Dalam pernyataannya Hizbullah akan membalas dengan 'fair punishment', boleh jadi akan ada serangan roket seperti sebelumnya," kata Sya'roni.
Pada Rabu (18/9), Hizbullah dilaporkan meluncurkan sejumlah roket ke Israel utara. Roket-roket itu menghantam wilayah Kiryat Shmona. Meski begitu, tak ada laporan korban jiwa maupun terluka dalam serangan tersebut, demikian menurut Anadolu Agency.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, insiden ledakan pager dan alat elektronik di Lebanon dilakukan Israel untuk menanamkan ketakutan di antara anggota milisi Hizbullah.
Yon menyebut Negeri Zionis kemungkinan ingin mendesak Hizbullah untuk menyerah atas konflik mereka selama ini.
"Strategi yang dilakukan oleh Israel nampaknya ingin membuat rasa takut di kalangan kelompok Hizbullah agar mau menyerah dan menyudahi peperangan karena pesannya kan Israel bisa melakukan apa saja termasuk membunuh pemimpin mereka, menghabiskan rakyat sipil dengan teknologi yang mereka miliki," kata Yon kepada CNNIndonesia.com, Rabu (18/9).
Kendati begitu, bukannya takut, Hizbullah justru semakin meradang. Seiring dengan sumpahnya untuk membalas Israel, menurut Yon, Hizbullah akan melakukan serangan balasan besar terhadap Negeri Zionis dalam waktu dekat.
"Dalam waktu dekat, eskalasi serangan balik pasti akan semakin meningkat. Serangan-serangan ke wilayah Israel terutama wilayah pendudukan saya kira akan semakin kuat dan agak sulit untuk bisa dihentikan di dalam waktu yang singkat karena apa yang dilakukan Israel saya kira dalam batas di luar kewajaran dan itu pasti menyulut respons yang lebih besar lagi dari pihak Hizbullah," ucapnya.
Senapas dengan Sya'roni, Yon juga menduga konflik Hizbullah-Israel akan melibatkan kelompok-kelompok milisi sekutu Hizbullah. Menurut Yon, milisi-milisi proksi Hizbullah di Yaman, Suriah, Irak, bahkan Iran akan membantu Hizbullah melawan Israel.
"Berkaitan dengan intensitas serangan kelompok Hizbullah terhadap Israel dan juga pasti akan menambah eskalasi yang ada di Yaman, Suriah, dan Irak, juga yang ada di Iran," kata Yon.