Invasi Israel di Gaza sudah banyak menguras kekuatan ekonomi Israel. Banyak biaya yang harus mereka keluarkan dalam perang yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda perdamaian tersebut.
Oleh karena itu, Profesor Hubungan Internasional Universitas St. Joseph, Beirut, Karim Emile Bitar, mengatakan bahwa invasi darat yang direncanakan Israel ke Lebanon akan menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara tersebut. Sebab, menurutnya, invasi darat ke Lebanon juga akan memakan biaya yang cukup besar.
"Sejauh ini, mereka telah berhasil mencapai beberapa tujuan mereka. Tentu saja dengan mengorbankan tragedi kemanusiaan bagi warga sipil di Lebanon. Jika mereka memutuskan untuk melancarkan invasi darat, situasinya akan sangat berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka mungkin akan mengalami kerugian yang signifikan karena meskipun Hizbullah telah melemah, mereka masih memiliki kapasitas untuk menimbulkan kerugian bagi Israel," kata Bitar dilansir Al Jazeera.
Bitar juga menjelaskan bahwa eskalasi perang yang dilakukan Israel ke Lebanon baru-baru ini merupakan tindakan yang tidak punya urgensi politik yang jelas. Sebab, menurutnya, tindakan tersebut ditujukan hanya untuk menutupi kegagalan militer Israel dalam mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Selain itu, Bitar juga mengatakan bahwa Lebanon bisa dengan mudah melakukan serangan balasan jika Israel benar-benar menginvasi mereka. Sebab, Lebanon sudah terbiasa perang melawan Israel sejak puluhan tahun yang lalu. Lebanon juga sudah paham betul taktik-taktik perang yang digunakan Israel saat melawan mereka.
"Jika Israel melakukan invasi darat ke Lebanon, secara paradoks, Hizbullah bisa merasa bahwa mereka kembali ke zona nyaman. Sebab, mereka sudah terbiasa melawan invasi Israel, Mereka juga tahu setiap desa di Lebanon selatan. Selain itu, mereka juga masih punya banyak pejuang yang siap untuk mencoba mengusir invasi Israel ini," tambah Bitar kepada Al Jazeera.
Lebih lanjut, Peneliti senior Arab Center Washington DC, Yousef Munayyer, berkomentar bahwa eskalasi militer dan rencana invasi darat Israel ke Lebanon dilakukan untuk membuat negara tersebut dan Hizbullah jera. Dengan tindakan tersebut, Israel berharap Lebanon dan Hizbullah tunduk dan memaksa mereka untuk menyerah.
"Mereka benar-benar berusaha melakukan sesuatu dengan cepat, dengan harapan bahwa mereka dapat memberikan begitu banyak tekanan kepada Hizbullah sehingga mereka tidak punya pilihan selain mencoba menegosiasikan akhir yang cepat dari masalah ini.
"Israel berharap dengan pembunuhan, ledakan pager, dan sebagainya, mereka akan mampu mengubah dinamika dengan melakukan sesuatu yang sangat signifikan yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga akan memaksa Hizbullah untuk menghitung ulang gagasan untuk mencoba menjadikan ini perang yang berlarut-larut," kata Munayyer kepada Al Jazeera.
Munayyer menambahkan, serangan udara yang dilakukan Israel ke Lebanon baru-baru ini justru dilakukan agar mereka tidak perlu melakukan invasi darat. Menurutnya, tindakan itu dilakukan akan membutuhkan biaya besar yang berpotensi merugikan perekonomian Israel, seperti dikutip Al Jazeera.
(gas/bac)