Jika pada akhirnya Amerika Serikat ikut campur dan menyerang Iran secara langsung, ini tentu membuat konflik kian meluas.
Yon menduga sekutu dekat Iran yakni Rusia dan China tidak akan tinggal diam. Terlebih, hubungan Rusia dan Iran kian akrab dalam beberapa tahun terakhir.
"Ini tampaknya tak dikehendaki oleh AS karena akan semakin memperluas front peperangan," ujar dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di kesempatan ini, Yon lantas meminta komunitas internasional mengambil tindakan agar konflik segera berakhir dan Timur Tengah kembali stabil.
Namun, dia memberi catatan bahwa dunia harus melihat secara jernih dan komprehensif akar konflik Iran-Israel.
Iran selama ini mengklaim tindakan yang mereka lakukan berkaitan dengan pendudukan Israel di Palestina dan sekarang di Lebanon selatan.
"Jadi selama Israel menduduki Palestina maka perlawanan itu akan terus dilakukan," ungkap Yon.
Dia lalu berujar, "Perdamaian tentu tidak bisa terpenuhi kalau Israel masih melakukan pendudukan, invasi seperti di Lebanon selatan."
Yon lalu menyarankan komunitas internasional harus mendorong semua pihak mematuhi resolusi yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pertengahan September lalu.
Salah satu poin dalam resolusi itu adalah mendesak Israel mengakhiri pendudukan dalam kurun waktu satu tahun. Sederhananya, pasukan Zionis mesti menarik diri dari wilayah Palestina dalam waktu yang sudah disepakati.
Jika Israel mematuhi resolusi tersebut jalan negosiasi gencatan senjata dengan Iran juga terbuka lebar.
"Kalau ini dilakukan saya kira, ini juga menjadi jaminan bagi Iran untuk tidak melakukan serangan, dan Israel bisa melakukan negosiasi gencatan senjata guna mengakhiri peperangan," ujar Yon.
Iran sempat tergiur tawaran negosiasi gencatan senjata saat mereka berencana membalas serangan Israel pada Juli lalu.
Ketika itu, Iran begitu murka dengan kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wisma kenegaraan Teheran. Dia terbunuh dalam serangan yang dilakukan Israel.
Di waktu-waktu tersebut Iran bersumpah akan menghukum Israel, tetapi langkah mereka tertahan karena negosiasi negara Barat terutama Amerika serikat.
Namun, pernyataan AS dan sekutunya cuma bualan. Sampai saat ini tak ada gencatan senjata, Israel justru menuntut hal-hal yang memberatkan Hamas dan terkesan sengaja memperpanjang perang di Gaza.
(isa/bac)