Negara-negara Arab Pilih Sikap Netral soal Konflik Israel vs Iran

CNN Indonesia
Selasa, 08 Okt 2024 11:35 WIB
Negara-negara Arab GCC nyatakan sikap netral dalam konflik Iran-Israel karena takut fasilitas minyak mereka terancam.
Ilustrasi. Negara-negara Teluk Arab nyatakan netral soal konflik Iran vs Israel. Foto: AFP/Fayez Nureldine
Jakarta, CNN Indonesia --

Negara-negara Teluk Arab menyatakan netral atas eskalasi konflik antara Iran dan Israel yang meningkat beberapa pekan terakhir. 

Dalam pertemuan di Doha, Qatar, pekan lalu, negara-negara yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Negara Teluk Arab (Gulf Cooperation Council/GCC) menyatakan bahwa mereka tak memihak siapa pun dalam konflik Iran dan Israel.

GCC sebaliknya meminta agar Iran dan Israel deeskalasi, demikian menurut dua sumber kepada Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu sumber mengatakan permintaan deeskalasi itu dilontarkan lantaran GCC khawatir konflik Iran dan Israel dapat mengancam fasilitas minyak negara-negara Teluk.

GCC sendiri terdiri dari Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Bahrain, Oman, Qatar, dan Kuwait. Keenam negara ini merupakan produsen minyak di Timur Tengah.

Konflik antara Iran dan Israel memanas setelah Teheran menembakkan 200 rudal balistik hingga hipersonik ke Israel pada 1 Oktober lalu.

Iran mengeklaim serangan tersebut balasan atas genosida Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan itu juga diklaim balasan atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Iran sudah menyatakan bahwa serangannya ke Israel telah berakhir sejak peluncuran ratusan peluru kendali tersebut. Kendati begitu, Iran menegaskan bakal melancarkan serangan yang lebih brutal jika Israel berani membalas.

Israel sendiri sudah berjanji akan membalas Iran. Beberapa pejabat Israel blak-blakan mengatakan kepada Axios bahwa militer kemungkinan bakal menargetkan fasilitas minyak Iran, tak terkecuali situs nuklir.

Terkait konfliknya dengan Israel, Iran sejauh ini tak mengancam bakal menyerang fasilitas minyak Teluk. Namun, Teheran memperingatkan bahwa jika "pendukung Israel" ikut campur, maka kepentingan mereka di kawasan akan menjadi sasaran.

Ini ditegaskan oleh Presiden Iran Masoud Pezeshkian yang datang langsung ke pertemuan di Doha.

"Setiap jenis serangan militer, teroris, atau pelanggaran terhadap garis batas kami akan disambut dengan respons tegas angkatan bersenjata kami," kata Pezeshkian.

Arab Saudi merupakan eksportir minyak terbesar di Teluk Arab. Negara tersebut memiliki riwayat rivalitas sengit dengan Iran, namun telah melakukan rekonsiliasi politik dengan Teheran dalam beberapa tahun terakhir.

Rekonsiliasi Saudi dan Iran ini telah membantu meredakan ketegangan regional, meskipun hubungan antara keduanya hingga kini masih tetap kusut.

Arab Saudi juga punya riwayat menjadi target serangan dan sabotase Iran. Saudi pun terus waspada terhadap kemungkinan serangan Iran terhadap fasilitas minyaknya sejak peristiwa kilang minyak di Abqaiq pada 2019.

Serangan ke fasilitas minyak Abaiq saat itu mampu menghentikan lebih dari 5 persen pasokan minyak global. Iran membantah terlibat dalam serangan tersebut.



(blq/dna)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER