Hubungan Bahrain dengan Amerika Serikat sudah terbangun sejak negara tersebut mendapatkan kemerdekaan dari Inggris pada 1971.
Dilansir laman resmi Departemen Luar Negeri AS, dimulainya hubungan Bahrain dengan Negeri Paman Sam ditandai dengan dibukanya kedutaan besar AS di ibu kota Manama pada 21 September 1971.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan Bahrain dan AS kemudian kian erat saat Bahrain juga ikut membuka kedutaan besarnya di ibu kota Washington DC pada 1977.
Seiring berjalannya waktu, hubungan Bahrain dan AS pun kian meluas ke berbagai bidang. Salah satunya adalah di bidang pertahanan dan keamanan. Pada 1991, Bahrain dan AS menandatangani perjanjian kerja sama pertahanan dan keamanan.
Perjanjian ini memungkinkan AS untuk memakai fasilitas militer Bahrain sekaligus menjadikan negara itu sebagai markas angkatan laut mereka. Bahkan, berkat perjanjian ini, AS juga menobatkan Bahrain sebagai sekutu utama non-NATO pada 2001. Sejak saat itu Bahrain menjadi sekutu AS di bidang militer.
Selain di bidang pertahanan, hubungan Bahrain dan AS juga merambah ke bidang ekonomi dan perdagangan. Pada 2006, misalnya, Bahrain menjadi salah satu negara yang berhasil menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan AS.
Dilansir laman resmi Dewan Pembangunan Ekonomi Bahrain, perjanjian ini bertujuan untuk melancarkan arus perdagangan Bahrain dan AS sekaligus untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di kedua negara.
Tanda hubungan persekutuan antara Bahrain dan AS yang paling disorot saat ini adalah kehadiran Pangkalan Angkatan Laut (NSA) milik AS di negara tersebut. Keberadaan NSA ini merupakan buah dari perjanjian kerja sama pertahanan dan keamanan Bahrain dan AS yang telah ditandatangani sejak 1991.
Dilansir laman resmi angkatan laut AS, NSA digunakan untuk memberi dukungan operasional bagi angkatan laut AS. Selain itu, fasilitas ini juga digunakan untuk mengamankan kapal perang, jet tempur, dan pangkalan data milik angkatan laut Negeri Paman Sam.
Lihat Juga : |
Tidak sembarang orang bisa masuk ke fasilitas ini sampai mereka memenuhi syarat-syarat yang berlaku. Bagi warga sipil yang ingin mengunjungi NSA untuk tujuan wisata dan rekreasi, mereka harus memiliki paspor dari negaranya masing-masing.
Selain itu, mereka juga harus lolos tes medis, memiliki SIM, dilarang membawa senjata tajam, dan senjata api.
Bersambung ke halaman berikutnya...