Jakarta, CNN Indonesia --
Hubungan antara Donald Trump dan Vladimir Putin kembali menjadi topik yang diperhatikan usai Trump menang pilpres AS, Rabu (6/11).
Donald Trump berhasil menang dalam pilpres AS 2024. Ia keluar sebagai pemenang Pilpres AS setelah berhasil meraih suara popular terbanyak sekaligus meraup suara elektoral lebih dari ambang batas minimal yang ditetapkan pada Rabu (6/11).
Lantas, bagaimana hubungan pribadi antara Trump dan Putin saat ini?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, meskipun Trump dan Putin tidak lagi terlibat dalam interaksi langsung sehari-hari namun dinamika hubungan mereka tetap menjadi isu besar dalam politik AS.
Banyak pihak menganggap Trump cenderung lebih simpatik terhadap Putin dibandingkan dengan kebijakan luar negeri tradisional AS yang lebih keras terhadap Rusia.
Namun, hubungan tersebut juga diwarnai dengan kontroversi dan spekulasi, terutama seputar apakah Trump benar-benar berupaya untuk melindungi kepentingan AS atau terlalu memberi perhatian kepada kepentingan pribadi atau hubungan pribadi dengan Putin.
Pada 2024, meskipun hubungan langsung antara Trump dan Putin tidak lagi sedekat saat Trump menjabat, retorika Trump tentang hubungan dengan Rusia tetap menjadi faktor penting dalam kampanye politik dan kebijakan luar negeri AS.
Trump tetap mempertahankan pandangan bahwa hubungan yang lebih baik dengan Rusia lebih bermanfaat bagi AS, meskipun kebijakan ini tetap kontroversial mengingat eskalasi perang di Ukraina dan meningkatnya ketegangan global dengan Rusia.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Dari sisi Rusia, Putin dan pemerintah Rusia secara umum terus mengkritik kebijakan luar negeri AS, terutama di bawah pemerintahan Joe Biden.
Meskipun Putin tidak secara langsung mendukung pencalonan Trump pada pilpres AS 2024, ia pernah menyatakan bahwa Trump adalah seorang "pemimpin yang bisa diajak bernegosiasi" dan lebih berpihak pada pendekatan yang lebih pragmatis dalam hubungan internasional.
Putin disebut-sebut melihat Trump sebagai figur yang lebih kooperatif dan lebih bersedia untuk melakukan dialog, meskipun hubungan Rusia-AS masih sangat tegang, terutama setelah invasi ke Ukraina.
Secara pribadi, hubungan Trump dengan Putin tetap menjadi misteri besar bagi banyak orang, meskipun Trump sendiri selalu mengklaim bahwa ia tidak memiliki hubungan bisnis yang signifikan dengan Rusia.
Namun, selama masa kepresidenannya, banyak spekulasi yang berkembang tentang kemungkinan hubungan bisnis Trump di Rusia, meskipun tidak ada bukti kuat yang mengarah pada kesimpulan bahwa hubungan itu berdampak pada kebijakan luar negeri AS terhadap Rusia.
Trump sering kali mengungkapkan rasa hormat terhadap Putin sebagai pemimpin yang kuat dan cerdas, yang lebih kontras dengan kebijakan tradisional AS yang lebih keras terhadap Rusia.
Ia juga secara terbuka mengkritik media yang menggambarkan hubungan AS dengan Rusia secara negatif, meskipun tidak ada hubungan yang secara langsung membuktikan bahwa hubungan pribadi ini berperan dalam pengambilan kebijakan Trump.
Di sisi lain, Trump sering kali mengkritik kebijakan luar negeri pemerintahan Biden yang dianggapnya terlalu agresif terhadap Rusia.
Dalam banyak pernyataan publik, Trump mengungkapkan bahwa pendekatan yang lebih keras terhadap Rusia justru memperburuk ketegangan internasional dan menyebabkan kerugian bagi AS.
Ia bahkan menyebut bahwa kebijakan sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia hanya memperburuk situasi dan memperkuat hubungan Rusia dengan negara-negara seperti China.
Trump berulang kali menekankan bahwa hubungan baik dengan Rusia akan lebih menguntungkan bagi AS, meskipun ini telah memicu banyak kontroversi, terutama karena agresi Rusia terhadap Ukraina.