Siapa Gideon Sa'ar, Menlu Baru Israel Mantan Rival Netanyahu?
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menunjuk Gideon Sa'ar sebagai menteri luar negeri yang baru pada Selasa (5/11), menggantikan Israel Katz yang akan mengisi kursi menteri pertahanan.
Pergantian jabatan ini lantaran Netanyahu memecat menteri pertahanan sebelumnya, Yoav Gallant, yang kerap berselisih paham dengan sang perdana menteri selama agresi Israel di Gaza.
"Saya berbicara hari ini dengan Menteri Gideon Sa'ar dan menawarkan dia dan fraksinya untuk bergabung dengan koalisi dan menduduki jabatan Menteri Luar Negeri," kata Netanyahu, menurut pernyataan dari kantornya.
Sebelumnya, Sa'ar digembar-gemborkan sebagai kekuatan baru dalam politik sayap kanan Israel dan dikenal sebagai rival yang mengancam puluhan tahun kekuasaan Netanyahu. Namun, partai sayap kanan yang dibentuknya pada 2020, New Hope, gagal memenuhi ekspektasi dan kini kemungkinan bakal gabung kubu Netanyahu.
Sebelum berkiprah di dunia politik, pria yang lahir di Tel Aviv ini sempat bertugas di militer Israel sebagai perwira intelijen di Brigade Golani, kemudian belajar hukum di universitas.
Ia bekerja dengan Jaksa Agung dan berperan dalam penerapan beberapa undang-undang penting, serta sebagai penasihat dalam pemerintahan Netanyahu.
Sa'ar memiliki istri bernama Geula Even, seorang jurnalis terkemuka Israel.
Sa'ar mulai memasuki dunia politik kompetitif pada tahun 2003 saat ia terpilih sebagai anggota parlemen Israel Knesset di partai sayap kanan Likud yang dipimpin Netanyahu.
Selanjutnya, pria Yahudi Ashkenazi itu menjabat sebagai menteri pendidikan dari tahun 2009 hingga 2013. Namun tak lama setelahnya, ia mengundurkan diri dari Knesset pada tahun 2014.
Sa'ar baru kembali aktif berpolitik di Likud pada tahun 2017 dan diangkat oleh Netanyahu sebagai menteri kehakiman.
Barulah pada tahun 2020, ia membentuk partai sempalan New Hope, dengan janji untuk mengakhiri kultus individu Netanyahu serta memberikan alternatif bagi warga Israel.
Begitu Sa'ar kembali ke dunia politik Israel, ia dipersiapkan sebagai penantang Netanyahu yang terlilit skandal sebagai ketua Partai Likud dan memiliki hubungan yang sengit dengan perdana menteri.
Sayangnya, partai New Hope tak mampu menggapai keberhasilan yang diharapkan oleh banyak politikus sayap kanan Israel, sehingga Netanyahu berhasil tetap berkuasa.
Meski begitu, aliansi Netanyahu dengan kelompok sayap kanan belum sepenuhnya stabil.
Permasalahan rancangan undang-undang perekrutan orang-orang Yahudi ultra-Ortodoks menjadi salah satu pemicu perpecahan dalam Partai Likud, berimbas pada pemecatan Gallant.
Di sisi lain, Sa'ar dikenal luas sebagai sosok yang tegas dalam hal keamanan serta urusan luar negeri.
Ia menentang keras rencana penarikan diri Ariel Sharon dan pasukan Israel dari Gaza, menyalahkan hal tersebut atas serangan 7 Oktober.
Pengangkatan Sa'ar sebagai menteri pun bertepatan saat Israel melanjutkan invasi daratnya ke Lebanon Selatan, yang telah menewaskan ribuan warga Lebanon dan membuat jutaan lainnya mengungsi.
Masuknya sosok Sa'ar yang dipandang tangguh ke dalam pemerintahan, dianggap Netanyahu akan memperkuat pemerintahannya dalam masa perang.
"Bergabungnya Sa'ar akan memperkuat posisi koalisi dan menstabilkan pemerintahan yang sangat penting, terutama di masa perang," kata Netanyahu usai penunjukan Saar sebagai menteri luar negeri.
(arn/bac)