Presiden Argentina Javier Milei mengecam Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallat.
Menurut Javier keputusan ICC tersebut mengabaikan hak Israel untuk membela dirinya. Argentina secara tegas tidak setuju dengan keputusan ICC tersebut.
"[Surat perintah penangkapan ini] mengabaikan hak Israel yang sah untuk membela diri dari serangan terus-menerus oleh organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah," kata Javier dalam sebuah pernyataan di X, mengutip AFP, Kamis (21/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu dan Yoav Gallant, serta kepala militer Hamas Mohammed Deif "atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan dari setidaknya 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024."
Militan Hamas melakukan serangan lintas batas di Israel pada 7 Oktober tahun lalu yang mengakibatkan kematian 1.206 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan angka resmi Israel.
Merespons hal tersebut, Israel melancarkan agresi ke wilayah Gaza yang dikuasai oleh kelompok militan tersebut.
Kementerian kesehatan pemerintah Hamas di Jalur Gaza mengatakan, per hari ini sedikitnya 44.056 orang telah terbunuh dalam lebih dari 13 bulan perang.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap angka-angka tersebut dapat dipercaya.
Lihat Juga : |
"Israel menghadapi agresi brutal, penyanderaan yang tidak manusiawi dan serangan membabi buta terhadap penduduknya," kata Javier dalam reaksinya terhadap surat perintah ICC.
"Mengkriminalisasi pembelaan yang sah dari sebuah negara sementara mengabaikan kekejaman ini adalah tindakan yang mendistorsi semangat keadilan internasional," tambahnya.
Milei telah menampilkan dirinya sebagai sekutu dekat Israel, mengunjungi negara itu pada bulan Februari dan membuat gelombang dengan menyamakan serangan Hamas dengan Holocaust dan mengumumkan rencana untuk memindahkan kedutaan besar Argentina ke Yerusalem.
Presiden ini dibesarkan sebagai penganut Katolik, namun menunjukkan antusiasme terhadap pemikiran Yahudi ortodoks, dengan secara teratur berkonsultasi dengan seorang rabi dan menggambarkan dirinya sendiri tahun lalu sebagai "sarjana Taurat." Argentina juga memiliki komunitas Yahudi terbesar di Amerika Latin.