Presiden AS Joe Biden menyambut baik Israel sepakat gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon. Kesepakatan itu diambil setelah melakukan diskusi beberapa jam pada Selasa (26/11) malam di Tel Aviv.
Ia menilai perkembangan tersebut sebagai "kabar baik" saat berpidato di Rose Garden pada Selasa (26/11). Biden kemudian mengatakan gencatan senjata itu mulai berlaku 27 November pukul 4.00 pagi waktu setempat.
"Saya punya kabar baik untuk dilaporkan dari Timur Tengah," kata Biden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru saja berbicara dengan perdana menteri Israel dan Lebanon dan saya senang mengumumkan bahwa pemerintah mereka telah menerima usulan AS untuk mengakhiri konflik yang menghancurkan Israel dan Hizbullah."
Biden juga mengatakan Israel telah "menghancurkan" infrastruktur Hizbullah di Lebanon selatan, seraya menambahkan kesepakatan itu dimaksudkan untuk menghasilkan "penghentian permusuhan secara permanen."
Selama 60 hari ke depan, kata Biden, tentara Lebanon akan "mengambil alih kendali wilayah mereka sendiri."
Di sisi lain, seperti diberitakan Al Jazeera, Biden menekankan Israel masih memiliki hak untuk membela diri jika Hizbullah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Hal itu disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan siap gencatan senjata, tapi bakal menanggapi dengan tegas jika Hizbullah melanggar kesepakatan.
"Kami akan menegakkan kesepakatan dan menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran. Bersama-sama, kami akan terus berjuang sampai menang," kata Benjamin Netanyahu seperti diberitakan Reuters.
"Dengan koordinasi penuh dengan Amerika Serikat, kami mempertahankan kebebasan penuh dalam bertindak. Jika Hizbullah melanggar kesepakatan atau mencoba mempersenjatai kembali, kami akan menyerang dengan tegas."
Perjanjian gencatan senjata Lebanon mengharuskan pasukan Israel mundur dari Lebanon selatan dan tentara Lebanon untuk dikerahkan di wilayah tersebut, kata para pejabat. Hizbullah akan mengakhiri kehadiran bersenjatanya di sepanjang perbatasan selatan Sungai Litani.
Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib mengatakan tentara Lebanon akan siap mengerahkan setidaknya 5.000 tentara di Lebanon selatan saat pasukan Israel mundur, dan bahwa Amerika Serikat dapat berperan dalam membangun kembali infrastruktur yang hancur akibat serangan Israel.
Israel menuntut penegakan PBB yang efektif atas gencatan senjata dengan Lebanon dan akan menunjukkan "toleransi nol" terhadap pelanggaran apa pun, kata Menteri Pertahanan Israel Katz pada Selasa (26/11).
Israel memberikan pukulan telak kepada Hizbullah sejak melancarkan serangan terhadap kelompok tersebut pada September 2024 dan menewaskan pemimpinnya Sayyed Hassan Nasrallah dan komandan tinggi lainnya, serta menggempur wilayah-wilayah Lebanon tempat kelompok tersebut berkuasa.
Dalam setahun terakhir, lebih dari 3.750 orang tewas di Lebanon dan lebih dari satu juta orang dipaksa meninggalkan rumah mereka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, yang tidak membedakan jumlah warga sipil dan militer.
Serangan Hizbullah telah menewaskan 45 warga sipil di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Setidaknya 73 tentara Israel telah tewas di Israel utara, Dataran Tinggi Golan, dan dalam pertempuran di Lebanon selatan, menurut otoritas Israel.
(chri)