Paraguay juga menyayangkan putusan ICC setelah mengeluarkan surat perintah penangkapan Netanyahu.
"Pemerintah Republik Paraguay menyayangkan keputusan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Paraguay, dikutip media local negara ini, Latribuna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Paraguay juga menganggap Israel berhak "membela diri" dan menyalahkan putusan ICC.
"Keputusan ini melanggar hak sah Israel," lanjut mereka.
Putusan itu, di mata pemerintah Paraguay, membahayakan legitimasi pengadilan internasional dan melemahkan upaya perdamaian, keamanan, serta stabilitas di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg mengatakan putusan ICC tak bisa diterima.
"Keputusan ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant sama tak bisa dipahami sekali," kata Menlu Austria ini di X.
Hukum Internasional, kata dia, tak dapat dinegosiasikan dan berlaku di mana saja, kapan saja.
"Namun, keputusan ini merugikan kredibilitas Pengadilan," imbuh Schallenberg.
Anggota ICC lain, Argentina, menolak mentah-mentah keputusan ICC. Presiden Javier Milei bahkan menegaskan dia membela penuh Israel.
"Putusan itu mengabaikan hak sah Israel untuk melindungi diri terhadap serangan terus-menerus oleh organisasi teroris seperti Hamas dan Hizbullah," kata Milei.
Salah satu negara anggota ICC, Hungaria, menolak surat perintah penangkapan tersebut dan malah mengundang Netanyahu ke negara itu.
Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban menilai keputusan ICC "salah." Dia bahkan menegaskan tak akan mematuhi keputusan tersebut.
"Hari ini, saya akan mengundang Perdana Menteri Israel, Tuan Netanyahu, untuk berkunjung ke Hungaria," kata Orban pada Jumat (21/11), dikutip Al Jazeera.
Dia lalu berujar, "Dalam undangan itu, saya akan menjamin kepadanya bahwa jika dia datang, putusan ICC tidak akan berlaku di Hungaria. Kami tidak akan mengikuti isinya."
Orban memang memiliki hubungan yang baik dengan Netanyahu. PM Israel ini juga pernah berkunjung ke Budapest pada 2017.
Sekutu dekat Israel sekaligus non-anggota ICC, Amerika Serikat, menentang keras surat penangkapan untuk Netanyahu.
Presiden AS Joe Biden bahkan mengatakan surat perintah itu kelewat batas.
"Penerbitan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel oleh ICC sungguh keterlaluan," kata Biden dalam pernyataan resmi pada Kamis (21/11), dikutip situs resmi Gedung Putih.
Dia juga menyebut keputusan ICC sebagai hal yang tak setara. Menurut Biden, Israel tak bisa disamakan dengan Hamas.
"Kami akan selalu mendukung Israel dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan mereka," imbuh presiden AS itu.
Presiden terpilih yang akan memimpin AS tahun depan, Donald Trump, juga dilaporkan menolak surat penangkapan tersebut.
Trump menegaskan AS akan melancarkan sanksi ke ICC jika dia resmi dilantik jadi presiden.
(isa/rds)