Alois Brunner, Nazi yang Ajarkan Keluarga Assad Menyiksa Warga Suriah

CNN Indonesia
Jumat, 13 Des 2024 15:40 WIB
Metode penyiksaan keluarga Assad diadaptasi dari seorang penjahat perang Nazi Jerman, Alois Brunner, yang pernah tinggal di Suriah sepanjang hayatnya.
Presiden Bashar Al Assad yang kabur ke Rusia. (AFP PHOTO / HO / SANA)

Usai Nazi Jerman mengalami kekalahan pada 1945, Alois Brunner mengasingkan diri ke Timur Tengah dengan menggunakan paspor palsu.

Negara pertama yang ia kunjungi saat itu adalah Mesir. Kemudian, pada 1954, Brunner melarikan diri ke Suriah. Di sanalah Brunner tinggal sampai akhir hayatnya.

Di Suriah, Brunner awalnya tinggal di George Haddad Street, Damaskus, di sebuah apartemen milik seorang perwira Jerman dan penasihat pemerintah Suriah, Kurt Witzke.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, memfitnah Witzke telah berkhianat terhadap pemerintah Suriah. Hal ini menyebabkan Witzke ditangkap dan disiksa sehingga Brunner menjadi satu-satunya penghuni di apartemen tersebut.

Selama 1950-an, Brunner bekerja sebagai penyelundup senjata. Pekerjaan 'kotor' ini pun terendus oleh pemerintah Suriah. Brunner akhirnya ditangkap oleh intelijen Suriah untuk diinterogasi mengenai pekerjaannya dan dari mana ia berasal.

Saat ia diwawancara, Brunner memberi tahu bahwa dirinya merupakan mantan anggota Partai Nazi Jerman sekaligus asisten Eichmann, salah satu orang yang bertanggung jawab atas tragedi Holocaust.

Mendengar hal tersebut, pihak intelijen Suriah yang tadinya geram terhadap Brunner pun seketika berubah menjadi suka. Brunner pun akhirnya direkrut oleh intelijen Suriah untuk membantu negara itu mengatasi berbagai kelompok oposisi pemerintah.

Selama menjadi anggota intelijen Suriah, Brunner sangat 'dimanjakan'. Ia dianggap sebagai orang berpengaruh yang bisa membantu Suriah menjalankan berbagai operasi strategis.

Selama itu pula, Brunner mengajari Presiden Suriah, Hafez Al Assad, bagaimana metode siksaan yang ia gunakan saat melakukan tindakan Holocaust di Eropa.

Salah satu metode penyiksaan yang diajarkan Brunner adalah teknik "Kursi Jerman". Metode penyiksaan ini dilakukan dengan cara mengikat tangan dan kaki tahanan di kursi logam yang kemudian dapat ditekuk untuk memberikan tekanan pada leher dan tulang belakang yang mengakibatkan kelumpuhan atau kematian.

Rezim Assad sendiri masih menampik keterlibatan Brunner dalam merancang metode penyiksaan yang dilakukan Suriah kepada para tawanan perang. Mereka bersikukuh bahwa Brunner tidak pernah datang ke Suriah dan mengajari mereka tindakan bengis tersebut.

(gas/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER