Krisis iklim juga berkontribusi membuat kebakaran meluas sekaligus menghancurkan.
Suhu global yang meningkat imbas pembakaran bahan bakar fosil menyebabkan peningkatan jumlah hari "musim kebakaran." Ini terjadi akibat vegetasi dan tanah mengering serta kelembaban yang menurun.
Direktur Pusat Penelitian Kebakaran Liar di Universitas Swansea, Stefan Doerr, mengatakan keganasan api yang melahap sejumlah wilayah bagian California Selatan ini merupakan dampak dari perubahan iklim yang semakin cepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa penelitian telah menunjukkan secara meyakinkan bahwa musim kebakaran di California telah diperpanjang secara signifikan selama beberapa dekade terakhir," kata Doerr kepada Anadolu Agency.
Tim pemadam kebakaran juga dilaporkan kesulitan memadamkan api karena air tak cukup memadai.
Waduk besar di Palisades yang menampung 117 juta galon, Santa Ynez, tutup pada Februari 2024, sebelum kebakaran baru-baru ini melanda California selatan.
Tak cuma itu, di Palisades juga banyak hidran yang mengering. Ini turut menyulitkan petugas memadamkan api.
Saat api berkobar hebat, salah satu petugas pemadam kebakaran mengaku kehilangan sebagian besar tekanan hidran ketika hendak mengisi ulang air di kendaraan.
"Hidrannya kering," kata petugas lain.
Meski demikian, para ahli menyebut kalau pun hidran berfungsi penuh, tidak akan cukup memadamkan api besar. Terlebih, helikopter tak bisa beroperasi akibat angin kencang.
(isa/rds)