Satu orang warga negara Indonesia (WNI) yang dirawat di rumah sakit imbas ditembak pasukan penegak hukum Malaysia, meninggal dunia pada Selasa (4/2).
Selain itu muncul rumor kelompok Hamas Palestina berunding dengan beberapa negara, termasuk dengan Indonesia, untuk menampung warga Palestina tawanan Israel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut Kilas Internasional hari ini, Rabu (5/2).
Kementerian Luar Negeri melaporkan satu orang korban yang dirawat di rumah sakit imbas penembakan pasukan penegakan hukum Malaysia pada akhir Januari meninggal.
"Satu korban kritis penembakan APMM Malaysia yang telah dirawat di RS Idris Shah Serdang sejak 24 Januari 2025 telah meninggal dunia pada hari ini, 4 Februari 2025," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI Judha Nugraha.
Dia mengatakan almarhum menjalani operasi pengangkatan ginjal karena terkena peluru, namun kondisi yang terus memburuk, akhirnya meninggal dunia.
Pasukan Israel telah membunuh 70 orang, termasuk 10 anak-anak, di Tepi Barat Palestina sejak awal 2025.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebut serangan besar-besaran Israel telah menewaskan 39 orang di Jenin, 15 di Tubas, enam di Nablus, lima di Tulkarem, tiga di Hebron, dua di Betlehem, dan satu di Yerusalem Timur.
Militer Israel melancarkan serangan besar yang dijuluki "Tembok Besi" di wilayah itu sejak bulan lalu, tak lama setelah pelaksanaan gencatan senjata di Gaza. Operasi militer tersebut difokuskan terutama pada kelompok bersenjata dari wilayah Jenin.
Hamas disebut berunding dengan sejumlah negara termasuk Indonesia untuk menampung para warga Palestina tawanan Israel usai kesepakatan gencatan senjata.
Kantor berita Palestina, Qudd Press, mengeklaim Hamas sedang berunding dengan empat negara guna menampung tahanan.
"Kelompok pergerakan [Hamas] saat ini sedang berkomunikasi dengan sejumlah negara untuk menerima tahanan yang dideportasi, dan kami mungkin perlu waktu," kata pemimpin Hamas, Osama Hamdan pada Senin (3/2).
Menurut laporan Arab News, negara yang masih dalam pembicaraan di antaranya Indonesia dan Aljazair. Sementara itu, sejumlah negara dilaporkan telah menyepakati permintaan itu.
(tim/dna)