Pada Rabu (5/2), Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang atlet transgender mengikuti turnamen olahraga perempuan.
Putusan itu tertuang dalam dokumen yang bertajuk Jauhkan Laki-laki dari Olahraga Perempuan.
"Dengan peraturan pemerintahan ini, perang terhadap olahraga perempuan berakhir. Pemerintahan saya tak akan tinggal diam dan melihat laki-laki mengalahkan dan menghajar atlet perempuan," kata Trump dikutip dari CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di perintah eksekutif batch pertama, Trump menyatakan AS hanya mengakui dua gender yakni laki-laki dan perempuan. Dia juga menghapus perlindungan transgender di penjara federal dan menghentikan Program Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (Diversity, equity, and inclusion/DEI).
Trump juga berencana membuat pertahanan udara semacam Iron Dome di seluruh Amerika Serikat.
Ambisi Trump tertuang dalam perintah eksekutif baru yang diteken pada pekan lalu.
"Kita harus memiliki pertahanan yang kuat. Segera memulai pembangunan perisai pertahanan rudal Iron Dome yang canggih, yang akan melindungi Amerika," kata Trump pada Senin (27/1).
Namun, para pakar menilai proses ini butuh waktu lama dan biaya besar.
Trump juga menerapkan tarif tinggi ke sejumlah negara.
Pada pekan lalu, Trump mengumumkan AS menjatuhkan tarif impor 25 persen dari Kanada dan Meksiko, serta 10 persen dari China.
"Presiden Trump mengambil tindakan berani untuk meminta pertanggungjawaban Meksiko, Kanada, dan China atas janji mereka menghentikan imigrasi ilegal dan menghentikan fentanil beracun serta obat-obatan terlarang lain ke negara kita," demikian rilis resmi White House.
Aliran obat-obatan itu seperti fentanyl menciptakan keadaan darurat nasional termasuk krisis kesehatan masyarakat.
Selain itu, di perintah eksekutif pertama Trump memperluas hukuman mati, mengakhiri kewarganegaraan berdasarkan kelahiran bagi imigran gelap, menolak pengungsi, keluar dari kesepakatan iklim Perjanjian Paris, hingga memberi grasi ke 1.600 terdakwa kerusuhan Capitol yang terjadi pada 2020.
(isa/bac)