Sementara itu, mengenai Samaria, pada abad ke-9 SM, Raja Omri memerintah Kerajaan Israel.
Dalam Alkitab diceritakan bahwa ibu kota pertama wilayah kerajaan ini ialah Tirza, yang terletak di antara Sikhem kuno (di samping Nablus) dan Sungai Yordan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raja Omri merasa Tirza tidak cocok menjadi ibu kota karena berada di luar rute perdagangan gunung utara-selatan, meskipun berada di sepanjang poros utama timur-barat.
Raja Omri akhirnya membeli bukit Samaria dari Semer dan membangun kota di atas bukit tersebut. Dia menamai kota itu Samaria (dalam bahasa Ibrani Shomron), berdasarkan nama pemilik bukit tersebut.
Samaria akhirnya menjadi ibu kota Israel, seperti Yerusalem yang menjadi ibu kota Yudea.
Meskipun Yudea dan Samaria (istilah lain Tepi Barat) mengacu pada wilayah historis "Yehuda dan Shomron", istilah ini tidak selaras dengan geografi wilayah itu.
Wilayah Yudea dan Samaria semestinya jauh melampaui wilayah Tepi Barat dan mencakup daerah-daerah seperti Bersyeba dan Kaisarea, yang terletak di luar Tepi Barat.
Wilayah Yudea dan Samaria atau Tepi Barat yang ada kini lebih kecil dari wilayah historis karena perbatasan yang ditentukan oleh perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Yordania pada 1949.
(blq/bac)