Kenapa Trump Bikin AS 'Balik Badan' dari Ukraina?

CNN Indonesia
Selasa, 18 Feb 2025 12:13 WIB
Manuver Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia vs Ukraina membuat panik sejumlah negara sekutu AS di Eropa.
Pertemuan antara Rusia dan AS tanpa melibatkan Ukraina di Saudi. (AFP/HANDOUT)

Selain soal anggaran yang telah banyak digelontorkan untuk Ukraina, Trump juga pada dasarnya tak begitu senang dengan NATO, aliansi yang begitu diidam-idamkan Ukraina.

Sang pebisnis itu sudah lama mengancam akan membawa keluar AS dari blok pertahanan tersebut karena ketidakadilan atas iuran anggaran pertahanan.

Menurut Trump, banyak negara anggota NATO yang tidak memenuhi komitmen untuk mengeluarkan anggaran pertahanan sebesar 2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Trump pun merasa AS menanggung beban finansial yang tidak proporsional dalam aliansi itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang wakil asisten menteri luar negeri untuk Eropa Tengah selama pemerintahan Presiden George W. Bush, Heather Conley, sementara itu mengungkapkan pandangannya mengenai pendekatan Trump belakangan, terutama terhadap Moskow.

Dia menilai Trump tampaknya "berusaha menciptakan pendekatan internasional baru berdasarkan pada kerja sama kekuatan-kekuatan besar masa kini."

"Seperti pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, hanya negara-negara besar yang dapat memutuskan nasib suatu negara dan mengambil - baik melalui pembelian atau paksaan - apa pun yang memperkuat kepentingan ekonomi dan keamanan negara-negara besar," kata Conley, seperti dikutip Associated Press.

Incar minyak Rusia

Sementara itu, menurut pandangan Senator Allen A Sekt Endowed Chair in Law di Creighton University, Michael J Kelly, Trump bisa jadi sedang mengincar minyak bumi Rusia, sehingga ia balik badan dari Ukraina.

AS di bawah pemerintahan Joe Biden telah melarang impor langsung minyak bumi Rusia pada 2022.

Kelly pun menilai Trump ingin mencabut larangan itu dengan syarat Rusia memberikan diskon pada minyak buminya selama 4 tahun. Ini bisa membantu AS mendapatkan keuntungan ekonomi yang akan meredam inflasi yang mungkin terjadi akibat tarif-tarif impornya.

Minyak Rusia sendiri saat ini dihargai sekitar $20 per barel karena di bawah sanksi AS dan Uni Eropa. Nilai ini kemungkinan ingin dikunci Trump selama periode yang disepakati, dengan imbalan memberikan pengakuan kedaulatan terhadap Rusia atas wilayah Ukraina yang saat ini dikuasai Kremlin serta tak masuknya Ukraina ke NATO.

(blq/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER