#KaburAjaDulu Dicap Tak Nasionalis, WNI Pekerja Luar Negeri Buka Suara

isa | CNN Indonesia
Rabu, 19 Feb 2025 08:58 WIB
WNI pekerja di luar negeri jawab cap gerakan #KaburAjaDulu tak nasionalis. (iStockphoto/alvarobueno)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di luar negeri buka suara bahwa bekerja di negeri orang dicap tidak nasionalis.

Salah satu label itu dilontarkan salah satu pejabat tinggi di Indonesia.

Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid menilai warganet yang mengikuti tren ajakan bekerja di negeri asing #KaburAjaDulu tanda tak nasionalis.

Nusron menilai warga yang kabur ke luar negeri karena hopeless "menandakan kurang cinta tanah air."

WNI yang bekerja di Australia, Lintang, mengatakan sebutan atau labelling dari pejabat soal orang yang mengikuti tren untuk bekerja di luar negeri tak berdampak ke masyarakat.

"Mencap itu memang mekanisme pertahanan diri mereka melihat kepercayaan warga semakin menurun. Sekarang, warga kita juga udah enggak ngaruh dicap apa pun," kata Lintang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (18/2).

Menurut Lintang saat ini warga Indonesia lebih mementingkan untuk berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari ketimbang merespons sebutan semacam itu.

"Mereka lebih enggak nyaman kalau enggak bisa masak, sembako naik, BBM naik, UKT [Uang Kuliah Tunggal] naik dan kegelapan lainnya akhir-akhir ini," imbuh dia.

Lintang juga mengungkap tren #KaburAja dulu adalah ajakan yang realistis dan wajar di tengah situasi yang tak pasti tetapi perlu terus bertahan hidup.

Lebih lanjut, Lintang, mengutip buku yang baru dibaca dari filsuf klasik, yang menyarankan migrasi jika negara tak lagi mampu memenuhi kebutuhan hidup warganya.

"Jadi kabur aja dulu semacam mencari peluang yang lebih. Rumput sebelah memang lebih hijau, itu benar kok pindah saja," imbuh dia.

Pola pikir sempit

WNI lain yang bekerja di Jerman, Jismi Akmam Bukhara, menganggap sebutan tak nasionalis bagi warga RI yang ingin bekerja di luar negeri "sangat keliru."

"Itu pola pikir, komentar atau pernyataan yang sangat keliru, dan menunjukkan bahwa perspektif ini masih sangat sempit," ungkap dia.

Jismi juga menilai pejabat yang mencap tak nasionalis adalah mereka yang berpaling dari kenyataan.

"Mereka berpaling dari kenyataan lapangan bahwa rakyat (dari berbagai lapisan) makin melarat dan tidak baik-baik saja," ungkap dia.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Kontribusi WNI di Luar Negeri untuk Indonesia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :