Terkenal Kejam, Nasib Pemimpin Negara Muslim Irak Ini Berujung Tragis

CNN Indonesia
Selasa, 04 Mar 2025 16:27 WIB
Saddam Hussein adalah politisi Irak yang memimpin negara itu sejak 16 Juli 1979 hingga 9 April 2003.
Kuburan massal di era Saddam Hussein yang digali. (AFP/QASSEM AL-KAABI)

Pada 2 Agustus 1990, Irak meluncurkan invasi ke Kuwait. Aksi ini mendorong Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menjatuhkan sanksi terhadap Irak dan mengultimatum negara itu untuk meninggalkan Kuwait jika tak ingin ada pengerahan pasukan global.

Sampai akhir, Irak tak angkat kaki dari Kuwait. Pada 17 Januari 1991, pasukan yang dipimpin Amerika Serikat pun memulai Perang Teluk dengan melancarkan serangan udara ke Irak dan Kuwait yang diduduki. Peperangan akhirnya berakhir pada 28 Februari dengan pengusiran pasukan Irak dari Kuwait.

Beberapa tahun kemudian, Irak mengadakan referendum. Saddam memenangkan referendum presiden dan terpilih tanpa lawan dengan lebih dari 99 persen suara pada 15 Oktober 1995.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

15 Oktober 2002, referendum kembali digelar. Hasil resmi menunjukkan Saddam meraih 100 persen suara untuk masa jabatan baru.

Di bulan Desember, Saddam meminta maaf kepada Kuwait atas invasinya ke negara itu. Namun, dia menyalahkan para pemimpin Kuwait sehingga Kuwait menolak permintaan maaf Saddam.

AS Invasi Irak

20 Maret 2003, AS melancarkan invasi ke Irak. Dalam waktu tiga minggu sejak invasi, pemerintah dan militer Irak tumbang ketika pasukan AS menyerbu jantung kota Baghdad.


Militer AS tak lama kemudian menyatakan bahwa kedua putra Saddam, Uday dan Qusay, tewas dalam baku tembak di Mosul.

Selama pasukan AS menyerang, keberadaan Saddam tak diketahui. AS sampai-sampai menempatkan Saddam ke daftar orang Irak yang paling dicari.

Pada 13 Desember 2003, Saddam akhirnya ditemukan dalam Operasi Red Dawn di sebuah bunker kecil di dekat rumah di Ad Dawr.

Dari sana ia dibawa ke pangkalan AS dekat Tikrit kemudian dibawa ke pangkalan Amerika dekat Bandara Baghdad.

Pada 30 Juni 2004, Saddam Hussein bersama para pemimpin senior Ba'ath diserahkan kepada pemerintah sementara Irak untuk diadili atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan pelanggaran lainnya.

Dia kemudian didakwa oleh Pengadilan Khusus Irak atas kejahatan yang dilakukan terhadap penduduk Dujail pada 1982.

Pada 5 November 2006, Saddam dinyatakan bersalah atas kejahatannya. Dia dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung, dan eksekusinya dilakukan pada hari pertama Idul Adha, 30 Desember 2006.

Eksekusi itu dilakukan di Camp Justice, pangkalan militer Irak di Kadhimiya.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER