Denmark ikut berang dengan rencana Trump yang ingin menguasai wilayah kekuasaan negara itu di Pulau Greenland.
Sejak sebelum dilantik, Trump sesumbar ingin mencaplok Greenland.
Dalam pidato di hadapan kongres, dia juga mengatakan warga di Greenland akan kaya jika bergabung dengan AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Greenland Mute Egede menegaskan dia dan warganya menolak bergabung dengan AS.
"Kami tak mau jadi orang Amerika atau Denmark. Kami adalah orang Greenland. Orang-orang Amerika beserta pemimpin mereka harus paham itu," kata Egede.
"Kami tak dijual dan tak bisa diambil. Masa depan kami ditentukan kami," imbuh dia.
Tak cuma Greenland dan Kanada, Trump juga ingin mencaplok Terusan Panama.
Panama lalu mengadu ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) soal rencana imperialis Trump.
Dalam surat yang dikirim ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Februari, pemerintah Panama mengutip Piagam PBB.
"[Piagam PBB melarang anggota mana pun] dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas atau kemerdekaan politik negara lain," demikian isi surat tersebut.
Surat tersebut juga mendesak Guterres merujuk masalah itu ke Dewan Keamanan PBB.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky murka dengan Trump soal upaya damai perang di Eropa Timur itu.
Pekan lalu, Zelensky dan Trump terlibat cekcok. Trump menawarkan perdamaian, tetapi tak bisa menjamin wilayah yang dicaplok Rusia kembali ke Ukraina.
Zelensky murka dan menegaskan soal kedaulatan harus mendapat persetujuan rakyat.
Duta Besar Ukraina untuk Inggris Valery Zaluzhny menyebut AS sedang menghancurkan tatanan dunia dengan mengubah kebijakan terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Dia juga memperingatkan Rusia bisa menjadikan Eropa sebagai target berikutnya.
(isa/bac)