Apa Itu Operasi Antinarkoba Filipina yang Seret Duterte ke ICC?

CNN Indonesia
Rabu, 12 Mar 2025 07:35 WIB
Filipina pernah memiliki kampanye antinarkoba yang begitu agresif hingga membuat eks Presiden Rodrigo Duterte jadi buronan Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Polisi dikerahkan di Bandara Manila untuk menangkap Rodrigo Duterte. (AFP/JAM STA ROSA)

Pada 13 Oktober 2016, sekitar empat bulan setelah operasi diluncurkan, Jaksa ICC Fatou Bensouda menyatakan keprihatinan atas laporan eksekusi di luar hukum terhadap para tersangka pengguna dan pengedar narkoba di Filipina.

Bensouda mengatakan ICC akan memantau secara ketat perkembangan di Filipina untuk menilai apakah perlu dilakukan pemeriksaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duterte saat itu tersinggung dan mengancam akan membawa Filipina keluar dari ICC seperti yang dilakukan Rusia.

Pada Februari 2018, ICC pun membuka penyelidikan awal terhadap situasi di Filipina.

Duterte marah dan memutuskan menarik secara resmi Filipina dari ICC pada 16 Maret 2018. Penarikan itu berlaku efektif setahun kemudian, tepatnya pada 17 Maret 2019.

Pada 15 September 2021, Kamar Praperadilan I ICC kemudian mengizinkan jaksa untuk membuka penyelidikan atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan terkait operasi antinarkoba Duterte. Meskipun Filipina sudah menarik diri, ICC mempertahankan yurisdiksi bahwa dugaan kejahatan Duterte terjadi saat Filipina masih menjadi anggota.

Investigasi ICC ini sempat ditangguhkan pada 2021 setelah Filipina mengeklaim memiliki sistem peradilan yang mampu menyelidiki dan menuntut dugaan pelanggaran.

Namun, pada 2023, ICC kembali melanjutkan penyelidikan lantaran tak puas dengan upaya Filipina menginvestigasi dugaan tersebut.

Pemerintah Filipina awalnya menolak upaya ICC untuk menyelidiki dan mengadili Duterte. Pasalnya, Ferdinand Marcos Jr. terpilih sebagai presiden Filipina bersama dengan Sara Duterte, putri Rodrigo Duterte, sebagai wakilnya dalam pemilu 2022.

Namun belakangan, pemerintah melunakkan pendiriannya. Pada 2024, pemerintah Filipina menegaskan tak akan menghalangi apabila ICC mengeluarkan surat perintah untuk menangkap Duterte.

Perubahan sikap ini seiring dengan retaknya hubungan antara keluarga Marcos dan Duterte, dua keluarga paling berkuasa dalam politik Filipina itu, akibat perseteruan antara Marcos Jr dan Sara Duterte.

Mengenai tuduhan yang dilayangkan padanya, Duterte sudah menyatakan bahwa ia tak merasa menyesal pernah melakukan operasi keras untuk melawan narkoba di masa lalu.

(blq/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER