Update Gempa Myanmar: 1.644 Orang Tewas, 3.400 Terluka

CNN Indonesia
Minggu, 30 Mar 2025 07:51 WIB

Korban diduga terjebak

Petugas penyelamat mendeteksi 'tanda-tanda vital' dari 15 orang yang masih terjebak di reruntuhan gedung yang runtuh di Bangkok.

Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan petugas penyelamat sudah mendeteksi 'tanda-tanda vital' dari warga yang terjebat di reruntuhan gedung. Oleh karena itu, sambungnya, pencarian terus dilakukan.

"Tidak ada penundaan, tidak ada pemberhentian - setiap detik sangat berarti dalam menyelamatkan nyawa," kata Sittipunt seperti dilansir dari CNN.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Butuh bantuan

Gempa yang termasuk dalam catatan gempa paling merusak di Myanmar itu sudah menyebabkan banyak bangunan, jembatan, dan jalanan di negara tersebut rusak juga hancur.

AFP menyebut kerusakan terbesar berada di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar yang dihuni lebih dari 1,7 juta orang, sekaligus yang paling dekat dengan episentrum gempa.

"Kami butuh bantuan," kata Thar Aye, 68 tahun, warga Mandalay. "Kami tidak punya cukup bantuan."

Kepala junta Min Aung Hlaing sebelumnya juga mengeluarkan seruan yang sangat langka, meminta bantuan internasional yang menunjukkan betapa parahnya bencana tersebut.



AFP menyebut, pemerintah militer sebelumnya telah menolak bantuan asing, bahkan setelah bencana alam besar.

Negara tersebut mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah yang paling parah terkena dampak setelah gempa. Para petugas medis salah satu rumah sakit besar di ibu kota Naypyidaw bahkan terpaksa merawat korban gempa di udara terbuka.


Pencarian masih berlanjut

Para petugas penyelamat terus mencari para korban di bawah reruntuhan bangunan. Mereka berjibaku dengan waktu seiring para korban yang terjebak sudah tertindih lebih dari 24 jam.

Sejumlah korban berhasil ditemukan masih hidup, tapi banyak juga yang sudah meninggal dunia atau tak bisa ditemukan oleh petugas penyelamat.

Seperti yang terjadi dengan seorang perempuan di kawasan apartemen Sky Villa Condominium Mandalay, ia tak bisa menemukan putranya yang berusia 20 tahun yang bekerja di gedung tersebut.

"Kami belum dapat menemukannya. Saya hanya punya anak ini -- saya merasa sangat sedih," kata Min Min Khine, 56, seorang juru masak di gedung itu.

"Dia makan di ruang makan saya dan berpamitan. Kemudian dia pergi dan gempa bumi terjadi. Jika dia bersama saya, dia mungkin bisa lolos seperti saya," katanya kepada AFP.

(yog/end)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER