Di poin keempat, Qaradaghi menyatakan bahwa negara-negara Muslim dan Arab wajib membentuk aliansi militer terpadu guna mempertahankan tanah Islam dan melindungi agama, kehidupan, kekayaan, kedaulatan, serta kehormatan Palestina.
"Kewajiban ini mendesak dan tidak boleh ditunda karena penundaan akan berujung pada korupsi dan meluasnya fitnah," tulis Qaradaghi.
Qaradaghi turut meminta negara-negara Muslim meninjau kembali perjanjian dengan Israel dan menggunakan pengaruh yang dimiliki untuk menekan Negeri Zionis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menekankan perjanjian harus dibuat dengan maksud melayani kepentingan umat Islam. Perjanjian apa pun dengan Israel mesti dievaluasi kembali untuk dilihat apakah Israel telah patuh atau melanggarnya.
Dalam fatwanya, Qaradaghi menyatakan bahwa setiap Muslim yang mampu wajib berjihad dalam bentuk uang guna memperlengkapi mujahidin dan mendukung warga Palestina.
Qaradaghi dan Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS juga menegaskan bahwa upaya normalisasi dengan Israel dilarang bagi setiap negara Muslim dan mayoritas Islam. Mereka sebaliknya mewajibkan negara yang telah rujuk dengan Israel untuk memutuskan hubungan tersebut.
"Diwajibkan oleh agama Islam bagi seluruh negara Muslim yang telah menormalisasi hubungan [dengan Israel] untuk memutuskan hubungan tersebut demi mendukung kaum tertindas dan menghindari hal-hal yang melanggar ajaran Islam," demikian fatwa IUMS.
Qaradaghi turut menekankan bahwa ulama dan pemuka agama wajib bersuara untuk mengatakan kebenaran, menentang pengkhianatan dan keheningan, serta menyerukan jihad melawan Israel.
"Mereka harus menekan pemerintah, militer, dan lembaga untuk memenuhi tanggung jawab agama, sejarah, dan moral mereka," tukasnya.
Qaradaghi meminta agar seluruh umat Islam memboikot Israel dan sekutunya, baik secara politik, ekonomi, budaya, maupun akademis.
Ia tak mengizinkan Muslim berinvestasi di perusahaan yang terlibat dalam pendudukan Israel di Palestina maupun mendukung agresi Zionis.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Trump Naikkan Tarif ke China sampai Sensor Mata-mata Rusia di Laut |
Pada fatwa yang sama, Qaradaghi juga menagih janji Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai penghentian perang di Jalur Gaza.
Ia meminta Trump menepati janji untuk menyetop perang di Gaza, serta meminta komunitas Muslim di AS mendesak pemerintahan Trump dengan segala cara agar segera memenuhi janji tersebut.
Komite Fatwa sekali lagi mendesak Muslim di seluruh dunia untuk terus memboikot perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel, terutama mereka yang pemerintahnya memasok senjata dan dukungan politik.
Lebih lanjut, Qaradaghi dan Komite Fatwa IUMS meminta umat Islam memasok bantuan-bantuan penting ke Gaza, seperti makanan, obat-obatan, pakaian, dan bahan bakar dengan segala cara yang memungkinkan.
Komite IUMS menyatakan bahwa bersatunya umat Islam di seluruh dunia merupakan hal penting di masa-masa ini.
"Ini berlaku untuk faksi-faksi di Palestina dan semua negara Arab serta Islam," bunyi fatwa tersebut.
Pada poin ke-14, Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS mengajak umat Islam memanjatkan Qunut Nazilah setiap kali salat, baik dengan suara lantang maupun di dalam hati.
Qunut Nazilah merupakan doa yang dibaca dalam salat ketika terjadi musibah atau bencana seperti perang, wabah, atau paceklik.
Pada poin terakhir, Komite Ijtihad dan Fatwa IUMS mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua negara, organisasi, komunitas, serta individu yang mendukung warga Gaza dalam bentuk apa pun.
IUMS merupakan organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf Al Qaradawi. Berkantor pusat di Doha dengan kehadiran tambahan di Istanbul, IUMS mengeklaim mewakili puluhan ribu ulama dari seluruh dunia.
Organisasi ini didirikan pada tahun 2004 oleh Sheikh Yousef Al-Qaradawi, seorang ulama terkemuka namun kontroversial yang memimpin poros Ikhwanul Muslimin dan dikenal luas karena dukungannya terhadap aksi bom bunuh diri Hamas yang menargetkan warga sipil Israel.