Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong pada Jumat (4/4) mengatakan bahwa dunia saat ini memasuki fase baru yang lebih sewenang-wenang, proteksionis, dan berbahaya.
Wong berujar kebijakan tarif AS, yang membebankan 10 persen bagi produk-produk Negeri Singa, telah merusak sistem Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang berisiko meletuskan perang dagang besar-besaran serta merugikan semua pihak.
"Dampak tarif yang lebih tinggi, ditambah ketidakpastian tentang apa yang akan dilakukan negara-negara selanjutnya, akan sangat membebani ekonomi global. Perdagangan dan investasi internasional akan terdampak, dan pertumbuhan global akan melambat," ucap Wong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menulis surat kepada Trump pada Jumat (4/4) yang meminta untuk berunding terkait penerapan tarif ini. Kamboja merupakan negara Asia Tenggara yang dikenakan pajak impor tertinggi yaitu sebesar 49 persen.
Hun Manet dalam suratnya pun menawarkan agar 19 kategori produk AS yang terkena tarif batas maksimum 35 persen di Kamboja diubah menjadi hanya 5 persen.
Menteri Perdagangan Filipina pada Senin (7/4) mengatakan bahwa pihaknya membuka opsi mengurangi tarif yang dikenakan negaranya terhadap produk-produk AS.
Kendati demikian, ia juga menyampaikan akan bekerja sama dengan negara-negara ASEAN guna mengatasi situasi ini.
"Kita semua bekerja sebagai ASEAN," katanya.
Trump menetapkan tarif impor pada produk-produk Filipina sebesar 17 persen.
(blq/bac)