Sama dengan Jerman, Swedia juga telah merilis panduan bertahan hidup dengan judul "Jika Krisis atau Perang Datang" kepada jutaan warga pada November lalu. Panduan itu dibagikan setelah diperbarui untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Dalam panduan tersebut, warga Swedia diimbau bersembunyi di dalam ruangan dengan pintu, jendela, bahkan akses ventilasi tertutup rapat apabila terjadi perang. Warga diminta memantau informasi dari Sveriges Radio untuk informasi lebih lanjut.
Saluran radio itu akan memberikan informasi mengenai lokasi shelter selama serangan udara, seperti ruang bawah tanah, garasi, hingga stasiun kereta bawah tanah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika ada warga yang berada di luar ruangan, mereka diminta berbaring di tanah atau jika memungkinkan, di dalam lubang maupun parit kecil.
Lihat Juga : |
Pemerintah Swedia bahkan telah memberikan imbauan khusus mengenai serangan nuklir. Selama serangan dengan senjata nuklir, warga diminta berlindung seperti ketika terjadi serangan udara.
"Tempat perlindungan pertahanan sipil memberikan perlindungan terbaik," bunyi imbauan tersebut, yang menambahkan bahwa tingkat radiasi akan menurun drastis dalam beberapa hari.
Lebih lanjut, pemerintah Swedia juga memberikan tips tentang evakuasi, cara menghentikan pendarahan, mengatasi kecemasan, dan cara bicara dengan anak-anak mengenai krisis dan perang.
Persiapan perang ini juga dilakukan oleh Finlandia, yang berbagi perbatasan sepanjang 1.340 kilometer dengan Rusia.
Sebagai satu-satunya negara NATO yang berbatasan panjang dengan Rusia, Finlandia sudah lama khawatir soal risiko perang langsung dengan Kremlin. Sejak tahun 1950-an, Finlandia telah mewajibkan gedung-gedung apartemen dan perkantoran membangun shelter di bawahnya.
Persiapan soal perang ini bahkan telah digenjot setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022.
Pemerintah negara Nordik ini melakukan inventarisasi dan menemukan lebih dari 50 ribu lokasi shelter yang mampu menampung sekitar 4,8 juta orang dari total populasi 5,6 juta orang.
Pada November lalu, Kementerian Dalam Negeri Finlandia menerbitkan panduan krisis terbaru yang mencakup langkah-langkah menghadapi pemadaman listrik panjang, gangguan telekomunikasi, bencana cuaca ekstrem, hingga konflik militer.
(blq/bac)