Kardinal Charles Bo merupakan kelahiran Myanmar yang berusia 76 tahun.
Bo ditahbiskan sebagai pastor pada 1976 dan menjadi kardinal pada 2015.
Menurut situs yang sama, Bo dikenal sebagai kardinal yang tak senang menahbiskan pendeta perempuan dan tak mau memberkati pasangan sesama jenis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi, ia tak banyak bicara mengenai isu-isu ini karena bukan isu umum di Gereja Myanmar, dan karena dia lebih ingin fokus pada keadilan dan perdamaian di negara yang penuh konflik dan represi tersebut," tulis situs tersebut.
Kardinal Robert Sarah berasal dari Guinea. Kardinal berusia 79 tahun ini juga disebut-sebut menjadi calon kuat pengganti Paus Fransiskus.
Sarah ditahbiskan menjadi pendeta pada 1969 dan diangkat menjadi uskup pada 1979 ketika berusia 34 tahun.
Pengangkatannya saat itu menjadikannya uskup termuda di dunia. Ia sampai dibuatkan nama panggilan "uskup bayi" oleh Paus John Paul II.
Sarah amat menentang pemberkatan pasangan sesama jenis. Ia juga tak sepakat dengan penahbisan pendeta wanita.
Kardinal Fridolin Ambongo Besungu berasal dari Kongo.
Lihat Juga : |
Kardinal berusia 65 tahun ini ditahbiskan sebagai pendeta pada 1988 dan menjadi kardinal pada 2019 lalu.
Sejak 2020, Besungu telah menjadi bagian dari Council of Cardinals.
Menurut situs, Besungu adalah kardinal yang gemar mempromosikan keadilan sosial. Namun, ia tak berlaku demikian pada isu-isu krusial lainnya.
Besungu merupakan pengkritik yang cukup vokal terhadap pemerintah Kongo. Pemerintah Kongo sampai-sampai menuduhnya menghasut para umat Katolik karena khotbahnya "mematahkan semangat prajurit Kongo yang berperang di garda depan."
Besungu disebut memiliki sikap ambigu soal penahbisan pendeta wanita. Ia juga salah satu kardinal yang menentang pemberkatan terhadap pasangan sesama jenis, serta tak setuju dengan pernikahan pendeta.
Kardinal Stephen Brislin juga berasal dari luar Eropa. Ia disebut sebagai orang yang menganut "sayap liberal klasik gereja" dalam situs College of Cardinals Report.
"Brislin sangat blak-blakan dengan tantangan yang dihadapi Afrika Selatan, yang meliputi kemiskinan, korupsi, dan perlunya kepemimpinan yang etis," tulis situs tersebut.
Brislin adalah petinggi Katolik yang mendukung pemberkatan terhadap pasangan sesama jenis dan terbuka atas ide penahbisan pendeta perempuan.
(blq/bac)