Sementara itu, kasta di India berakar dari sistem di ajaran Hindu. Penduduk dibagi dalam kategori berjenjang untuk menentukan di mana mereka bisa tinggal, dengan siapa bisa menikah, hingga profesi apa saja yang bisa dilakukan.
Ada beberapa kasta utama dan ribuan subkasta di India. Sebut saja Brahmin di tempat teratas yang berisi ilmuwan dan pendeta hingga Dalit di tempat terbawah yang berisi tukang bersih-bersih hingga pemungut sampah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama berabad-abad, orang berkasta Dalit di India dianggap najis. Mereka dianggap sebagai kasta rendah dan karena itu tidak boleh disentuh.
Bahkan, di beberapa kasus, mereka juga dilarang menginjak kediaman orang berkasta lain. Ada pula kasus pembedaan alat makan untuk Dalit di tempat umum.
India kemudiann berupaya menghapus diskriminasi kasta sejak merdeka dari Inggris pada 1947. Mereka memperkenalkan sejumlah perubahan pada konstitusi.
Beberapa kebijakan itu berusaha memberi alokasi dan afirmasi khusus kepada kasta tertentu, seperti kuota 50 persen jatah pekerjaan di pemerintah bagi kasta terpinggirkan.
India juga menghapus konsep "tak boleh disentuh", termasuk berusaha melenyapkan diskriminasi lewat penghapusan data kasta di sensus.
Namun, kenyataannya berbeda. Meski garis batas kasta melunak seiring zaman, terutama di wilayah perkotaan, kesenjangan kemakmuran, kesehatan, dan pendidikan masih tampak.
Orang-orang dari kasta rendah masih memiliki tingkat literasi rendah, gizi buruk, dan mendapatkan lebih sedikit pelayanan publik.
Kesenjangan yang nyata ini mendorong sejumlah pihak di India mendukung pengembalian data kasta di sensus. Sebagian dari pihak itu menilai data kasta di sensus bakal menjadi pegangan pemerintah untuk mengalokasikan bantuan sosial kepada yang membutuhkan.
(frl/bac)