Selain AI, cara yang sudah ada sejak dahulu untuk bersaing dalam pemilu Korsel adalah dengan memanfaatkan praktik shaman atau perdukunan.
Cara ini terbilang kontradiktif di Korsel yang merupakan salah satu negara maju di Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Praktik dukun ini bahkan tak jarang dipakai kelas menengah atas termasuk politikus demi menghindari "kesialan" hingga berharap agar selalu bernasib beruntung atau mujur.
Selama masa pilpres, praktik perdukunan turut campur tangan memprediksi hingga "mempersiapkan" siapa yang akan menjadi presiden selanjutnya.
Seorang muddang atau dukun Korsel bernama Yang Su Bong bahkan mengatakan kepada AFP bahwa ia telah "menerawang" pemenangnya lewat penglihatan sejak bertahun-tahun lalu.
Yang meramal bahwa kandidat dari Partai Liberal, Lee Jae Myung, akan keluar sebagai pemenang dalam pemilu kali iini.
Ramalan Yang sejalan dengan sejumlah hasil survei besar yang menempatkan Lee unggul jauh dalam persaingan kursi presiden Korsel.
Survei terbaru dari Gallup menunjukkan 49 persen responden menilai Lee sebagai kandidat terbaik, sementara Kim Moon Soo dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) yang konservatif tertinggal dengan 35 persen.
"Sejak awal, saya sudah melihat Lee Jae-myung akan menjadi presiden," kata Yang kepada AFP dari kantornya di kota pelabuhan barat, Incheon.
(bac/bac)