Sebagai pemimpin partai, makin banyak pihak yang berusaha menjegal Lee. Berbagai skandal dan kontroversi muncul, termasuk insiden mengemudi dalam keadaan mabuk pada 2004, perselisihan dengan kerabat pada akhir tahun 2010, dan tuduhan perselingkuhan pada 2018.
Sebelum menjadi pemimpin Partai Demokratik, Lee sendiri dikenal sebagai sosok yang vokal. Ia pernah mengkritik eks Presiden Park Geun Hye pada 2016, yang tak lama kemudian dicopot dari jabatan karena skandal korupsi.
Lee juga kerap menjelek-jelekkan kaum konservatif Korsel sebagai "konservatif palsu" yang tamak. Ia juga mengecam sistem pertahanan rudal Amerika Serikat di Korea Selatan sebagai sumber ketegangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa tahun terakhir ini pun menjadi masa-masa berat bagi karier politik Lee. Serangkaian tuduhan penting menerpa dia, salah satunya kasus dugaan korupsi, suap, dan pelanggaran kepercayaan terkait dengan proyek pengembangan lahan pada 2023.
Pertarungan hukum lain yang juga krusial melibatkan tuduhan bahwa Lee membuat pernyataan palsu secara sadar selama debat kampanye presiden pada 2022.
Dalam debat itu, Lee membantah mengenal secara pribadi Kim Moon Ki, tokoh kunci dalam kasus dugaan korupsi pengembangan lahan. Jaksa menyebut klaim Lee bohong sehingga ia melanggar Undang-Undang Pemilihan Pejabat Publik.
Pada November 2024, Lee pun dinyatakan bersalah atas tuduhan pernyataan palsu dan dijatuhi hukuman penjara satu tahun yang ditangguhkan.
Pada Maret, pengadilan banding membebaskan Lee dari tuduhan tersebut. Namun, putusan itu dibatalkan oleh Mahkamah Agung Korea Selatan. Kasus ini masih berjalan, namun tertunda karena pilpres saat ini.
Ambisi politik Lee sendiri tak cuma menyeretnya ke kasus hukum, tetapi juga membahayakan nyawa dia. Pada Januari 2024, saat menjawab pertanyaan wartawan di luar lokasi pembangunan bandara di Busan, ia pernah nyaris terbunuh.
Lee ditikam di leher oleh seorang pria yang mendekatinya dengan berpura-pura meminta tanda tangan.
Insiden penikaman itu membuat Lee harus menjalani pembedahan besar karena cedera pada vena jugularis.
Peristiwa ini juga mendorong Lee menjadi lebih waspada, yaitu ia berkampanye di balik kaca antipeluru dalam pilpres kali ini, serta mengenakan rompi antipeluru dan dikelilingi oleh agen yang membawa tas balistik.
Penyerang, yang dijatuhi hukuman 15 tahun penjara, telah menyatakan bahwa ia ingin Lee tidak pernah menjadi presiden Korea Selatan.
(blq/bac)