Kedua, PPIH juga meminta bantuan logistik dan proteksi jemaah kepada otoritas dan mitra Arab Saudi. Pada pukul 06.51 WAS, PPIH kembali menyampaikan permintaan kepada Kemenhaj agar mitra di Saudi segera mengirimkan bantuan logistik berupa air minum, makanan ringan, dan payung atau pelindung panas.
"Alhamdulillah, pada pukul 08.50 WAS, empat kontainer bantuan datang di lokasi jamaah haji Indonesia di Muzdalifah," ujar Hilman.
Dia menyampaikan bahwa koordinasi dan pengendalian pada fase pemberangkatan Muzdalifah-Mina akan mempercepat evakuasi jemaah. Namun, karena padatnya lalu lintas dan keterlambatan kedatangan bus, sebagian jemaah memutuskan untuk berjalan kaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah mitigasi PPIH dengan mengintensifkan koordinasi, berhasil meminimalisir potensi dampak lebih buruk. Seluruh jamaah berhasil dievakuasi dari Muzdalifah pukul 09.40 WAS," kata Hilman.
Dia juga mengapresiasi Pemerintah Saudi yang sangat responsif memberikan dukungan dalam mengatasi situasi dan dinamika di lapangan.
"Sebagai penanggung jawab Petugas Penyelenggara Ibadah Haji, kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan jamaah," tutur Hilman.
Pemberangkatan jamaah haji Indonesia dari Muzdalifah ke Mina mengalami keterlambatan dari target yang ditentukan. Proses evakuasi jamaah dari Muzdalifah dinyatakan selesai pada 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS) dari target yang ditetapkan pada 09.00 WAS.
Hilman menerangkan awal pemberangkatan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina sudah sesuai dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi, yaitu dimulai pukul 23.35 Waktu Arab Saudi (WAS), pada 10 Zulhijjah 1446 H.
"Realisasi di lapangan, pemberangkatan jamaah haji dari Muzdalifah ke Mina secara umum dimulai tepat waktu. Namun, secara keseluruhan, proses evakuasi berhasil dilakukan dan Muzdalifah dinyatakan kosong dari jamaah haji Indonesia pada pukul 09.40 WAS, terlambat 40 menit dari target yang ditetapkan," paparnya.
(wiw)