Ini adalah salah satu demonstrasi paling terkenal dalam sejarah LA dan AS. Protes dan kerusuhan mematikan terjadi setelah pembebasan empat petugas Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD) yang berkulit putih dalam kasus pemukulan brutal terhadap pengendara mobil berkulit hitam, Rodney King, pada 1991.
Kerusuhan tersebut berlangsung selama hampir satu minggu dan menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang.
Presiden George H.W. Bush memerintahkan pengerahan ribuan anggota Garda Nasional, bersama dengan ribuan tentara dan marinir AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada tahun 2000, LA menjadi tuan rumah konvensi partai nasional untuk pertama kalinya sejak 1960. Kala itu, Partai Demokrat berkumpul di Los Angeles Sports Arena untuk memilih John F. Kennedy sebagai calon presiden.
Pada 14 Agustus 2000, ketika Partai Demokrat berkumpul di dalam Staples Center di pusat kota untuk secara resmi mencalonkan Al Gore dan Joseph Lieberman sebagai calon pemimpin partai, para pemrotes di luar menyuarakan kekecewaan mereka terhadap sistem dua partai.
Para pendemo pergi ke pengadilan untuk menentang rencana keamanan yang akan menjauhkan zona protes mereka. Mereka berhasil melakukannya, tetapi lokasi demo baru mereka masih dipisahkan dari Staples Center oleh barikade beton dan pagar rantai setinggi 3,5 meter.
Ketika Presiden Bill Clinton memberikan pidato utama hari itu di dalam arena, di luar, band Rage Against the Machine (RATM) menggelar konser gratis untuk para demonstran.
Tak lama setelah band tersebut meninggalkan panggung, kerusuhan terjadi. Menurut polisi, beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu dan bahan kimia ke arah barisan mereka.
Dilansir PBS Socal, kepolisian dengan perlengkapan anti huru-hara segera menyatakan demonstrasi tersebut melanggar hukum, membubarkan kerumunan, dan menangkap lima demonstran.
Beberapa demonstran dan juga para pengamat diketahui terluka dalam insiden tersebut.
Pada 25 Maret 2006, 500.000 imigran Latin berbaris di jalan-jalan pusat kota LA sambil meneriakkan "Si se puede!" yang artinya "ya, itu bisa dilakukan."
Mereka berbaris sebagai protes atas H.R. 4437, sebuah RUU reformasi imigrasi yang disahkan pada bulan Desember sebelumnya oleh Parlemen AS.
Undang-undang tersebut akan menjadikan imigrasi tidak berdokumen sebagai tindak pidana, menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada majikan imigran ilegal, dan mengharuskan gereja-gereja untuk memeriksa status imigrasi jemaatnya sebelum memberikan bantuan kepada mereka.
Sebagai salah satu protes terbesar dalam sejarah Los Angeles, gerakan pada 25 Maret menginspirasi penyelenggara untuk mengadakan pawai yang lebih besar beberapa minggu kemudian.
Pada May Day, ketika para imigran Latin di seluruh negeri memboikot ekonomi AS untuk menunjukkan kekuatan ekonomi kolektif mereka, sekitar satu hingga dua juta imigran berpawai dari Wilshire Boulevard.
"Hari Tanpa Imigran" ini adalah demonstrasi publik terbesar dalam sejarah California.
H.R. 4437 akhirnya mati setelah Senat AS menolak untuk meloloskannya.
Demonstrasi Black Lives Matter terjadi secara nasional setelah pembunuhan George Floyd oleh seorang petugas polisi Minneapolis, dan LA merupakan pusat utama protes tersebut.
Kota ini merupakan salah satu dari sejumlah kota yang memberlakukan jam malam setelah meningkatnya penjarahan.
Protes-protes tersebut terkadang diwarnai dengan kekerasan. Polisi LA menembakkan peluru karet dan peluru bean bag, sementara para pengunjuk rasa melemparkan kembang api ke arah polisi.
Beberapa petugas LAPD dibebastugaskan dari tugas lapangan mereka setelah melakukan tindakan yang berlebihan selama protes.
(lom/dna)