PM Israel Ini Dibunuh Yahudi Radikal karena Mau Damai dengan Palestina

CNN Indonesia
Senin, 16 Jun 2025 11:43 WIB

Setahun kemudian, datang tawaran perdamaian antara Israel dan Palestina yang diinisiasi Amerika Serikat di bawah Bill Clinton. Perjanjian yang ditandatangani di Gedung Putih pada 13 September 1993 itu secara garis besar menyepakati masing-masing pihak untuk mengakhiri konflik. Kesepakatan ini disebut Perjanjian Oslo I.

Mengutip Al Jazeera, kesepakatan kedua, yang dikenal sebagai Oslo II, ditandatangani pada September 1995 dan membahas lebih rinci tentang struktur badan-badan yang seharusnya dibentuk oleh proses perdamaian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, ada kesepahaman untuk penentuan nasib sendiri bangsa Palestina, dalam bentuk negara Palestina di samping Israel. Ini berarti bahwa Israel, yang dibentuk di tanah Palestina yang bersejarah pada tahun 1948 dalam sebuah peristiwa yang dikenal oleh warga Palestina sebagai Nakba, akan menerima klaim Palestina atas kedaulatan nasional.

Foto kedua pemimpin itu berjabat tangan disaksikan Bill Clinton mewarnai hampir seluruh halaman utama media di dunia. Salah satu sesi yang oleh banyak wartawan dilaporkan awalnya tampak canggung tapi kemudian mereka bisa saling mendekat dan tersenyum.

Namun nahas, dua bulan setelah perjanjian Oslo II saat warga Israel dan Rabin merayakan perjanjian itu, seorang mahasiswa Yahudi radikal, Yigal Amir, melesakan peluru hingga menembus punggung dan merobek limpa Rabin hingga tewas. Rabin meninggal malam itu juga, 4 November 1995, di Kings of Israel Square di Tel Aviv (sekarang menjadi Rabin Square).

Yigal Amir membunuh Yitzhak Rabin karena menolak perjanjian yang akan memberikan Palestina kemerdekaan itu. Setelah terbunuhnya Rabin, perjanjian itu pun kandas.

Israel kembali main brutal. Sayap perdamaian yang sedang dikepakkan itu, dipatahkan di tengah jalan oleh orang Israel sendiri.

(imf/bac)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER