Selain memburu orang-orang berpenampilan mencurigakan, Iran saat ini juga dikabarkan menangkap sejumlah orang di seluruh negeri yang diduga menyebarkan artikel online "untuk mendukung rezim Zionis". Teheran menuduh mereka telah mengganggu "keamanan psikologis masyarakat".
Mereka yang ditangkap karena unggahan ini termasuk 60 orang di Isfahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor kejaksaan Iran selain itu juga membentuk unit khusus untuk memantau outlet berita dan orang-orang dengan jumlah pengikut media sosial yang signifikan.
Seiring dengan ini, beberapa aktivis telah ditangkap dan yang lain diberikan peringatan.
ISNA, outlet berita yang berafiliasi dengan pemerintah, bahkan turut menerima peringatan karena gagal mematuhi aturan, demikian menurut kantor berita Fars.
Namun, Fars tak merinci pelanggaran apa yang telah dilakukan oleh ISNA.
Pada Senin (16/6), Iran mengeksekusi mati seorang pria yang dituduh sebagai mata-mata Israel. Pria bernama Esmail Fekri itu ditangkap pada 2023 lalu.
Eksekusi Fekri dilakukan usai Mahkamah Agung menyetujui hukuman tersebut. Eksekusi ini tampaknya untuk menyampaikan pesan kepada para calon kolaborator mengenai nasib mereka apabila tertangkap.
Dalam sebuah pernyataan video pada Senin, kepala polisi Iran Ahmad-Reza Radan mendesak "pengkhianat" untuk menyerahkan diri baik-baik dengan meyakinkan mereka bahwa mereka telah "ditipu" oleh Israel dan jika menyerah mereka akan diperlakukan dengan baik oleh Iran.
Pada saat yang sama, Radan juga menegaskan bahwa siapa pun yang tertangkap kelak, akan "diberi pelajaran seperti yang sedang diberikan terhadap Zionis saat ini."
"Seandainya kita menangkap seseorang yang berkolaborasi dengan Israel, dia harus dituntut dengan cepat dan dihukum dengan cepat," kata kepala badan peradilan Iran, Gholam-Hossein Mohseni-Eje'i.
(blq/bac)