Laporan IAEA terkini menunjukkan Iran meningkatkan produksi uranium yang diperkaya ke level 60 persen di Fordo.
"Peningkatan signifikan produksi dan akumulasi uranium yang diperkaya tinggi oleh Iran, satu-satunya negara non-senjata nuklir yang memproduksi bahan nuklir tersebut, merupakan masalah serius," demikian menurut IAEA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang meningkatkan ketegangan yakni Iran tak punya alasan kuat melakukan itu selain agar bisa melanjutkan ke tahap berikutnya: mengubah jadi uranium tingkat senjata.
Jika sudah sampai level 60 persen, maka tak butuh waktu lama untuk membuat senjata nuklir. Iran bisa mengubah stok menjadi 233 kg uranium tingkat senjata dalam tiga pekan di Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordo. Jumlah tersebut cukup untuk senjata nuklir.
Itulah sebabnya Fordo jadi fokus utama Israel melemahkan dan menghancurkan Iran.
Namun, satu-satunya yang bisa menghancurkan pabrik tersebut adalah bom dari langit milik AS.
Bom penembus senjata GBU-57 harus dibawa pesawat pengebom siluman B-2 untuk menargetkan pabrik Fordo. Mereka juga perlu beberapa kali serangan dan bom agar bisa menembus fasilitas tersebut.
Penyerang perlu beberapa bom untuk menghancurkan pabrik pengayaan uranium itu. Albright mengatakan ada cara lain yang bisa ditempuh Israel untuk menonaktifkan Fordo.
Israel bisa menghancurkan pintu masuk terowongan dan menghancurkan sistem ventilasi. "Jika Anda menghancurkan terowongan dan pasokan listrik, akan butuh waktu berbulan-bulan sebelum terowongan benar-benar bisa beroperasi," ujar dia.
(isa/bac)